New Albums
Room Luncurkan EP Debut Self-Titled Yang Penuh Atmosfer Gelap

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/03/Room.jpg&description=Room Luncurkan EP Debut Self-Titled Yang Penuh Atmosfer Gelap', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Band asal Medan, Room, resmi meluncurkan EP debut self-titled mereka yang mengusung perpaduan unik antara shoegaze, gothic rock, dan sentuhan emo. EP tiga lagu ini, dirilis setelah proses produksi intens selama sebulan di awal 2025, menawarkan pengalaman musikal yang gelap, melankolis, sekaligus penuh tekstur.
Dengan vokal khas Disasturn yang misterius dan instrumentasi yang kaya, karya ini menjadi pernyataan kuat tentang identitas musikal mereka.
Room terbentuk dari kolaborasi tiga musisi: Disasturn (vokal), Ais Marciano (bass), dan Linno (gitar). Dalam EP ini, ketiganya meramu lapisan suara yang raw namun ethereal, didukung pengaruh post-grunge dan emo.
Proses rekaman dilakukan di MRCNO Rec. Medan, dengan Ais dan Linno bertindak sebagai produser sekaligus penata aransemen. Sementara itu, Disasturn tak hanya membawa karakter vokal yang dalam, tetapi juga gaya visual “nyentrik” lewat outfit gelap dan perhiasan perak yang menegaskan aura gothic.
EP dibuka dengan “I’ll Be Away”, lagu pembuka bernuansa melankolis yang membangun atmosfer intim lewat riff gitar yang mengambang dan vokal yang penuh kerinduan. Disasturn menjelaskan, “Lagu ini bicara tentang kesepian yang muncul ketika kita sadar bahwa semua orang pada akhirnya akan pergi. Kami ingin pendengar merasakan ketegangan antara keindahan dan kepedihan dalam keterpisahan.”
Track kedua, “Disaster in Saturn”, menjadi puncak eksplorasi identitas Room. Menggabungkan energi berat shoegaze dengan melodi dreamy, lagu ini terinspirasi karakter fiksi ciptaan Disasturn: seorang figur yang mampu mengendalikan gravitasi.
“Saya selalu terpukau dengan konsep kekuatan yang tak terlihat, seperti gravitasi. Lagu ini adalah metafora tentang bagaimana kita bisa terhantam oleh hal-hal yang tak kasatmata, entah itu perasaan atau tekanan hidup,” ujar Disasturn.
EP ditutup dengan “Too Much”, lagu dengan progresi chord ringan yang berubah menjadi ledakan emosional di akhir. Mengisahkan perasaan terjebak dalam tekanan di “rumah” — baik secara harfiah maupun metafora — lagu ini memukau dengan dinamika yang dramatis.
Ais Marciano, yang menangani mixing dan mastering, menjelaskan, “Kami ingin menciptakan klimaks yang menghentak, seperti melepaskan semua beban yang tertahan. Bagian akhir lagu sengaja dibuat chaotic untuk menggambarkan ledakan emosi itu.”
Seluruh proses produksi dikerjakan secara mandiri, dengan Ais dan Linno menggarap rekaman serta aransemen, sementara artwork EP dirancang oleh Doni Ahmadi untuk memperkuat nuansa surealis.
Dalam pernyataannya, Disasturn menyebut EP ini sebagai “kapsul waktu” yang merekam perjalanan emosional mereka selama proses kreatif.
EP ‘Room‘ kini tersedia di seluruh platform musik digital, termasuk Spotify dan Apple Music. Dengan debut ini, Room tak hanya memperkenalkan diri sebagai pembawa angin segar dalam scene musik alternatif Indonesia, tetapi juga menjanjikan eksplorasi yang lebih berani di masa depan.