Connect with us

New Albums

SAHARSA Ungkap Perjalanan Spiritual Di Album Perdana ‘Resonansi Ayat 1’

Profile photo ofamelia

Diterbitkan

pada

Setelah hampir tiga tahun berkarya di industri musik, grup band asal Malang, SAHARSA, akhirnya merilis album perdana bertajuk ‘Resonansi Ayat 1‘ pada 24 Januari 2025.

SAHARSA Resonansi Ayat 1Album ini menandai pencapaian penting bagi enam personil yang sempat merilis dua single sebelumnya, “Jurang Asmara” dan “NUR“, sejak debut mereka pada 30 November 2022. Dengan delapan lagu yang mengusung tema “Perjalanan Hidup, Cinta, dan Spiritual”, album ini menjadi cerminan perjalanan personal sekaligus eksplorasi musikal mereka.

Terbentuk dari komunitas seni musik LAISOS di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang, SAHARSA awalnya adalah kumpulan musisi yang kerap berkolaborasi secara acak untuk mengisi berbagai acara.

Chemistry yang terjalin selama dua tahun membulatkan tekad Taufik (bass), Satrio dan Rama (gitar), Selfi dan Nasal (vokal), serta Deansyah (keyboard) untuk membentuk band dengan genre alternatif.

Awalnya kami hanya iseng mengisi event kampus, tapi semakin sering main bersama, kami sadar punya visi musik yang serius,” kenang Satrio, gitaris SAHARSA.

‘Resonansi Ayat 1’ dijelaskan sebagai getaran dari tanda-tanda kebesaran Tuhan yang tertuang dalam lirik-lirik filosofis. Setiap lagu, seperti “Permulaan”, “Seruan Dari Sang Penakluk”, hingga “True Lantern”, merefleksikan fase hidup yang dijalani personil.

Ini seperti buku harian yang kami nyanyikan. Misalnya, “ESA” berbicara tentang ketuhanan, sementara “Mutiara” mengisahkan perjuangan menemukan jati diri,” papar Selfi, vokalis.

Nasal, vokalis lainnya, menambahkan, “Kami ingin pendengar merasakan emosi yang sama saat melalui suka-duka seperti kami.”

Proses produksi yang memakan waktu satu tahun penuh (2024) menuntut ketelitian, mulai dari rekaman hingga mixing dan mastering. Meski diproduseri sendiri, SAHARSA dibantu musisi seperti Dickey Danovan (drum, mixing/mastering), Ryo (bass), serta Veronica dan Natasha (vokal latar).

Dickey banyak membantu menyempurnakan dinamika lagu, sementara Veronica dan Natasha memberi dimensi baru pada harmonisasi,” ujar Deansyah.

Band Saharsa

Taufik mengakui tantangan terbesar adalah menyelaraskan konsep spiritual dengan musik yang tetap relatable. “Kami tak ingin terdengar menggurui, tapi tetap menggugah rasa ingin tahu pendengar tentang makna di balik lirik,” katanya.

Judul album sengaja dipilih untuk menyampaikan pesan universal. “Resonansi artinya getaran, Ayat adalah tanda kebesaran Tuhan, dan angka 1 menandakan ini langkah awal kami,” jelas Rama.

Konsep ini juga terlihat dalam aransemen yang memadukan instrumen modern dengan nuansa etnis, seperti penggunaan keyboard yang dipadukan dengan melodi gitar dinamis.

Menutup perbincangan, Satrio berharap album ini menjadi pintu bagi pendengar untuk merenungi hidup.

Musik bukan sekadar hiburan, tapi juga media refleksi. Semoga ‘Resonansi Ayat 1’ bisa menyentuh hati dan menginspirasi,” tandasnya.

Dengan semangat baru, SAHARSA berkomitmen terus berkarya, mengukir jalan panjang di dunia musik alternatif Indonesia.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *