International
Setelah Penantian Selama 6 Tahun, Bon Iver Rilis Album ‘SABLE, fABLE’

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/04/Bon-Iver-1.jpg&description=Setelah Penantian Selama 6 Tahun, Bon Iver Rilis Album ‘SABLE, fABLE’', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Bon Iver resmi memulai era baru dalam perjalanan musiknya dengan merilis album terbaru bertajuk ‘SABLE, fABLE’. Album ini menjadi penanda kembalinya proyek musik yang diprakarsai Justin Vernon setelah enam tahun tanpa rilisan studio.
Dirilis melalui label Jagjaguwar, ‘SABLE, fABLE’ tak hanya menandai kebangkitan Bon Iver, tetapi juga merepresentasikan pergulatan emosional dan perjalanan penyembuhan diri yang kompleks. Lewat dua belas lagu, Bon Iver mengeksplorasi berbagai bentuk cinta, transformasi pribadi, dan pertemuan mata yang menyimpan ribuan makna.
Album ini terbagi dalam dua sisi emosional: ‘SABLE’ yang mencerminkan kegelapan, dan ‘fABLE’ yang menyiratkan harapan serta cahaya. Secara naratif dan musikal, ‘SABLE, fABLE’ adalah kisah tentang seseorang yang mengalami perpecahan batin dan kemudian mencoba menyatu kembali dalam versi yang lebih utuh. Setiap lagu adalah potongan dari proses itu — dari kehancuran, penyesalan, hingga penemuan makna baru.
Di bagian ‘SABLE’, Bon Iver membawa pendengarnya masuk ke dalam ruang gelap yang dibangun dari rasa takut dan kehilangan. Lagu seperti “Everything is Peaceful Love” menggambarkan transisi dari penderitaan menuju kebahagiaan yang tenang, sementara “Walk Home” menggambarkan keinginan yang tidak bisa dibendung. “If Only I Could Wait” mengangkat tema tentang kesabaran dan kekuatan untuk tumbuh menjadi versi terbaik diri sendiri — sebuah refleksi jujur dari proses penyembuhan yang tak instan.
Ketika beranjak ke ‘fABLE’, pendengar disambut dengan energi baru yang lebih terbuka. Di sini, Bon Iver seolah membuka jendela-jendela ruang batin yang sebelumnya tertutup rapat. Namun seperti fabel pada umumnya, kisah dalam ‘SABLE, fABLE’ bukan tentang akhir bahagia yang pasti.
Lagu penutup, “There’s A Rhythmn”, menunjukkan bahwa meski kegelapan telah dilalui, jejaknya tetap tertinggal. Alih-alih melupakan, Bon Iver memilih untuk mengenang dan menjadikannya bagian dari perjalanan — sebuah langkah sadar menuju masa depan yang belum pasti, namun tetap dijalani dengan niat dan harapan.
Untuk memperingati perilisan album ini, Bon Iver menggelar berbagai kolaborasi global dengan sejumlah brand. Tujuannya adalah menghadirkan ‘SABLE, fABLE’ tidak hanya sebagai album musik, tetapi sebagai pengalaman yang bisa dirasakan secara lebih luas.
Di Indonesia, kolaborasi spesial hadir lewat kerja sama dengan HATS Bar & Sorbet yang berlokasi di kawasan Melawai, Jakarta Selatan. Melalui menu spesial berwarna salmon, pengunjung bisa mencicipi sorbet cranberry dan chrysanthemum bernama SABLE BLOOM, serta cocktail fABLE FIZZ yang memadukan gin, soda semangka, serai, dan citrus buatan rumah, lengkap dengan sorbet sebagai float. Mocktail fABLE FIZZ juga tersedia bagi yang menghindari alkohol.
Hadir hanya pada 11 hingga 13 April, menu kolaborasi ini memberikan bonus eksklusif berupa merchandise Bon Iver bagi pembeli, selama persediaan masih ada. Tak hanya itu, mereka juga bisa mengikuti undian berhadiah piringan hitam ‘SABLE, fABLE’, dengan lantunan lagu dari album ini mengisi suasana HATS sepanjang hari selama kolaborasi berlangsung.
Tak berhenti di situ, Bon Iver juga menggelar sesi dengar istimewa yang diberi nama “fABLE, sPACEs”, pada Rabu, 9 April — dua hari sebelum album dirilis secara resmi. Mengandalkan teknologi berbasis lokasi, para penggemar bisa mendengarkan ‘SABLE, fABLE’ secara eksklusif di taman-taman tertentu di berbagai belahan dunia.
Di Jakarta, Bon Iver memilih GBK City Park sebagai tempat untuk mendengarkan album ini selama tiga jam penuh, dari pukul 16.00 hingga 19.00 WIB.
Konsep ini melanjutkan pendekatan unik yang sebelumnya dilakukan Bon Iver pada album ’22, A Million’ (2016) dan ‘i,i’ (2019). Bedanya, jika dulu mereka menggunakan boombox atau menggelar sesi dengar di toko musik, kini mereka mengajak pendengar keluar rumah — ke taman, ke ruang terbuka hijau — agar selaras dengan tema album tentang koneksi, harapan, dan perjalanan dari keterasingan menuju kedekatan.
Selain Jakarta, taman-taman ikonik lainnya di Asia juga menjadi lokasi sesi dengar ini, termasuk KLCC Park di Kuala Lumpur, The Meadow @ Gardens by the Bay di Singapura, Daan Park di Taipei, Lumphini Park di Bangkok, dan UP Sunken Garden di Manila.
Album ‘SABLE, fABLE’ diproduseri oleh Justin Vernon dan Jim-E Stack, dengan deretan kolaborator yang meliputi nama-nama seperti Jacob Collier, Jenn Wasner, Kacy Hill, Dijon, MonoNeon, Rob Moose, hingga Tobias Jesso Jr. Proses rekaman dilakukan di studio April Base milik Vernon, dan proses mastering dikerjakan oleh Heba Kadry. Art direction album ini dikerjakan bersama Ruben Nusz dan Miles Johnson. Informasi lengkap dan kredit penuh bisa diakses langsung di situs resmi Bon Iver.
Dengan ‘SABLE, fABLE’, Bon Iver menawarkan pengalaman lintas emosi, lintas ruang, dan lintas medium — sebuah langkah besar dari proyek musik yang tak pernah berhenti bereksperimen, berubah, dan mencari makna baru dari hidup.