New Tracks
Single Terbaru EÄZZ “The Greatest Part From Ocean Eyes” Hadir dengan Bebunyian Berbeda
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2020/09/eazz-1000x600.jpg&description=Single Terbaru EÄZZ “The Greatest Part From Ocean Eyes” Hadir dengan Bebunyian Berbeda', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
EÄZZ hadir dengan bebunyian yang lebih sendu dan mengantar kita menyelam lebih dalam ke dasar lautan lewat single terbarunya.
Pandemi COVID-19 tak sepenuhnya merontokkan taji musisi lokal Tanah Air. Setelah merilis Aisle EP pada tahun 2019 lalu, Alfi Fisrifan dengan moniker EÄZZ kembali hadir lewat single terbaru berjudul “The Greatest Part From Ocean Eyes” pada Jum’at, 11 September 2020.
Kemunculan EÄZZ sekarang, dinilai berbeda ketimbang sebelumnya. Dibandingkan materi terdahulu, kini Alfi menempuh proses pendewasaan serta referensi musik yang lebih segar. Single “The Greatest Part From Ocean Eyes” adalah buktinya.
“Referensi yang dimainkan, jomplang jauh sama lagu-lagu kemarin. Sekarang lebih sendu, sementara kemarin nada-nadanya ceria. Kiblat musik saja sudah beda, terpengaruh oleh Beach House, Slowdive, dan Sigur Ros,” kata Alfi.
Tema dalam “The Greatest Part From Ocean Eyes” juga muncul lebih muram. Ia bercerita tentang hubungan beracun yang dijalani oleh sang teman dan mantan pasangannya. Pengalaman buruk tersebut, sedikit banyak diwakili lewat siratan lirik lagu.
“Teman saya sampai berhenti jadi atlet karena mantan pacarnya posesif. Terus suka marah-marah enggak jelas bahkan menyakiti diri sendiri. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang sampai teman saya sadar, hubungan yang dia jalani enggak sehat,” ujar Alfi.
Pemaknaan lagu pada dasarnya dibuat secara tak sengaja, yakni dimulai dari percakapan ringan. Namun karena masalah tersebut kompleks, Alfi lantas mengemasnya dengan lebih serius.
“Dampak toxic relationship itu besar buat diri sendiri, ada perang batin yang lantas mengganggu sekali bahkan saat kita mau melakukan aktivitas sehari-hari,” tuturnya.
Proses penggarapan lagu berlangsung dari Maret hingga Agustus 2020. Varis Sechan (Hometracks Studio) masih membantu penataan vokal, drum oleh Harish (Aillis), sementara Alikbal Rusyad (The Pandora Labs) kembali dipercaya menangani mixing serta mastering.
Seperti Santiago, tokoh dalam literatur klasik The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway, kita adalah manusia yang berjuang dalam analogi lautan asing, ikan marlin, serta kawanan hiu ganas. Tak hanya sosok dalam lagu, mungkin kita juga menghadapi hal serupa.
Tanpa banyak bicara, waktu mampu menjawab bagaimana seseorang tumbuh dan berevolusi. Hal ini turut berlaku buat Alfi alias EÄZZ.
Selami “The Greatest Part From Ocean Eyes” lebih dalam, dengarkan lagunya di platform musik langganan kalian sekarang!
Tentang EÄZZ dan Sejumlah Rencana di Masa Depan
EÄZZ adalah Alfi Fisrifan, solois asal Bandung yang telah mengisi relung permusikan lokal sejak tahun 2019. Selain one-man project, Alfi lebih dahulu dikenal sebagai gitaris grup musik Wreck dan pernah tergabung dalam unit Hardcore Ametis.
Musik-musik yang menginspirasi Alfi antara lain Fazerdaze, Alvvays, Wild Nothing, DIIV, Nothing, Beach House, Beach Fossil, Girl In Red, hingga trio Grrrl Gang asal Yogyakarta.
“The Greatest Part From Ocean Eyes” didapuk sebagai pengantar album EÄZZ yang masih dalam proses pembuatan. Alfi mengaku, butuh waktu dan konsentrasi agar paket materi tersebut rampung lebih detail dan sempurna dibanding Aisle EP kemarin.
Selain album, EÄZZ berencana merilis diecast. Sebuah inovasi unik, mengingat jarang musisi melakukan ini. (Bobby Agung Prasetyo)
EÄZZ:
Bandcamp: https://eazz.bandcamp.com/
Spotify: https://spoti.fi/3biBp3R
Media Sosial: https://www.instagram.com/alfifisrifan/
E-Mail: eazzband@gmail.com
Kontak: Cynthia (087822903277)