Connect with us

Gig Review

SORE di Lokananta: Malam Sejuk Kota Solo Ditutup dengan Setengah Lima

Diterbitkan

pada

SORE

SORE

Akhir pekan lalu di kota Solo terasa kian spesial untuk para penikmat musik pop setempat. Pasalnya, kuartet kidal SORE dijadwalkan untuk menggelar pentas mereka di studio legendaris artefak tanah air, Studio Lokananta. Setelah kira-kira sembilan tahun yang lalu, kini SORE kembali menyapa para penggemarnya di kota Tengkleng tersebut.

Ade Paloh (vokal, gitar), Awan Garnida (bas, vokal), Bembi Gusti (drum, vokal) dan Reza Dwi Putranto (gitar, vokal) malam itu naik pentas sekitar pukul 9 malam. Sebelumnya ada band vintage pop lokal Rintik Hujan yang tampil guna merapatkan baris penonton ke bibir panggung.

Untuk malam yang cukup dinanti oleh para penikmat musik di kota Solo tersebut, SORE tampil dengan bantuan dari Sigit (Tigapagi) pada gitar dan Ading (eks-Klarinet) untuk kibor. Membuka set dengan nomor “No Fruits For Today”, SORE tak sungkan berkali-kali menyapa penggemarnya di malam yang diselimuti oleh hawa sejuk tersebut.

Awan Garnida

Awan Garnida

Ternyata audiens malam itu tidak hanya datang dari Solo. Tak sedikit dari mereka yang merapat dari kota-kota sekitar seperti Semarang, Yogyakarta sampai Surabaya. Bahkan ketika ditanya oleh seorang MC sesaat sebelum acara dimulai, ada seorang wanita yang rela terbang dari Kalimantan demi menyaksikan SORE.

Setlist SORE terus bergulir membuai menstimulus karaoke massal yang memenuhi halaman belakang Studio Lokananta. “Bogor Biru”, “Mata Berdebu”, “Somos Libres” dengan sengaja mereka hadirkan demi kepuasan semua yang datang. “Lagu ini untuk kalian para pengantin baru,” gurau Awan Garnida yang disambut dengan dimainkannya lagu “Merintih Perih” dari atas panggung.

Rimba Music selaku pemrakarsa acara memiliki salah satu tujuan yaitu memperkenalkan album terbaru SORE, Los Skut Leboys untuk penikmat musik pop, khususnya yang ada di Solo. Jadi, kurang tepat rasanya apabila SORE tidak mengumandangkan nomor dari album tersebut. Pilihan SORE pun jatuh pada track “There Goes” yang memang menjadi single perdana dari album yang sempat rilis format kasetnya beberapa waktu lalu ini.

Ade Paloh

Ade Paloh

Menjelang akhir, SORE tahu betul bagaimana cara memanjakan penggemarnya yang rela datang jauh-jauh demi mereka. Tanpa jeda mereka memainkan “Lihat”, “Etalase”, “Karolina” sampai “Pergi Tanpa Pesan” yang dikatakan oleh Ade Paloh sebagai pulangnya lagu ini kerumah sebenarnya. Konon, versi asli “Pergi Tanpa Pesan” sebelum Lilis Suryani membawakan, direkam untuk pertama kali di Studio Lokananta ini.

“Sssst…” didaulat oleh SORE sebagai nomor penutup malam itu. Reza Dwi Putranto pun mempertontonkan dansa sureal dengan Gibson SG merahnya di tangan sepanjang lagu tersebut. Sejenak setelah “Sssst…” dimainkan, SORE pun berterima kasih dan pamit undur diri.

Namun para penonton yang nampak masih haus akan performa SORE, tanpa sungkan meneriakan kalimat encore yang berbunyi “We want more! We want more! We want more“. Mendengar antusias penontonnya dibawah sana, SORE kembali ambil alih pentas dan benar-benar menutup malam sejuk di kota Solo dengan “Setengah Lima”.

photo: Doc. Andi Fitriono

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *