Gig Review
Synchronize Fest 2023 Hari Pertama Berhasil Menggebrak Semangat Bhinneka Tunggal Musik
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2023/09/syncronize_stage-1000x600.jpg&description=Synchronize Fest 2023 Hari Pertama Berhasil Menggebrak Semangat Bhinneka Tunggal Musik', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Synchronize Festival Bhinneka Tunggal Musik hari pertama berlangsung meriah di Gambir Expo Kemayoran dengan menghadirkan panggung Dynamic, Panggung Getar, District, Lake, Forest, Gigs, XYZ, dan area Record Market (Kaleng Kerupuk).
Di hari pertama penyelenggaraan, Project Pop menjadi pembuka segalanya. Tika Panggabean cs beriring gerobak dorong bertuliskan Synchronize Fest menuntun para pengunjung dari area Record Market menuju Dynamic Stage. Grup vokal komedi ini membawakan lagu dari mulai “Tu Wa Ga Pat”, “Bukan Superstar”, hingga “Ingatlah Hari Ini” sebagai penutup berkolaborasi dengan Feel Koplo.
Tak terasa festival yang selalu ramai peminat ini sudah memasuki tahun ke-8 penyelenggaraan. Selain mengandalkan penampil, tata cahaya, dan visual, Synchronize juga mengedepankan tata suara yang kali ini lebih powerful. David Karto selaku Director of Synchronize Festival angkat bicara soal perbedaan dari tahun-tahun yang sebelumnya.
“Tata lighting, tata gambar itu sudah pasti akan kami detil kan juga. Cuma eskalasinya memang tata suara tahun ini buat kami menjadi salah satu prioritas. Kami pakai L-Acoustics di panggung Dynamic dan District secara sistem yang kita tau secara brand mereka mempunyai worldwide standard. Ya, mudah-mudahan kami bisa go international melalui Bhinneka Tunggal Musik,” ungkap David.
Panggung District yang bertukar tempat dengan Dynamic menampilkan Fiersa Besari, J-Rocks, Jamrud, Barasuara, The Changcuters, dan Weird Genius. J-Rocks menarik perhatian tampil mengenakan cosplay Akatsuki (Naruto) membawakan lagu lama dan baru.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Synchronize selalu memberi kesempatan bagi pendatang baru yang kali ini diisi band asal Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose di panggung Gigs. Tampil pula nama-nama seru lainnya, seperti: Jirapah, Enola, ZIP, dan Kuntari.
Suasana panggung ini bertambah ramai begitu penonton mengetahui siapa sebenarnya tanda tanya yang tertera di pamflet. Ternyata yang menjadi penampil kejutan adalah Seringai. Mereka mengumpulkan banyak kepala untuk membawakan materi yang terbilang jarang dibawakan seperti “Menelan Mentah, Semua Ini Tak Akan Bertahan Lama” serta lagu cover “Jealous Again” milik Black Flag.
Synchronize juga menghadirkan suguhan yang baru tahun ini dalam Panggung Getar kolaborasi dengan Kobra Musik untuk memainkan orkes dangdut. Nama-nama yang bergantian tampil di panggung ini datang dari berbagai daerah seperti Olsam asal Depok, OM PMS (Orkes Melayu Perempuan Modal Syukur) asal Jakarta, Pasukan Perang asal Bandung, dan Orkes Taman Bunga asal Padang.
Panggung Forest sejak sore yang tak kalah ramai dimulai aksi Indische Party, For Revenge, Bangkutaman, Morfem, Jamie Aditya, dan ditutup Momonon. For Revenge berkesempatan menggaet Cynantia Pratita Stereowall untuk membawakan lagu kolaborasi mereka “Jakarta Hari Ini” dan Fiersa Besari “Ada Selamanya”.
Di antara panggung-panggung yang menarik perhatian, Synchronize kembali menyuguhkan sebuah area DJ berbentuk kaleng kerupuk satu area dengan Record Market. Setiap kali pengunjung melewati booth bertuliskan Oleng Upuk ini otomatis bergoyang. Tak jauh dari area tersedia berbagai jualan merchandise dari booth UMKM kreatif dan toko-toko yang berjualan rilisan fisik, hingga ada sudut yang menyediakan Lomba Gold Sprint persembahan House of The Rising Sun dan Westbike Messenger Service yang merupakan kolektif kolaborasi program Synchronize Fest untuk Bike To Synchronize
Bergerak ke panggung Lake yang memang berdekatan dengan danau, Synchronize menampilkan rombongan Symphony From Hell asal Yogyakarta yang turut berkolaborasi dengan nama-nama seperti Basboi, Sade Susanto, dan Tuan Tigabelas. Di panggung yang sama, Deddy Dhukun & Mus Mujiono, Sm*sh, dan Om Monata juga menyapa.
Synchronize selalu berusaha untuk menyatukan musisi-musisi muda dan musisi-musisi legendaris. Panggung Dynamic menjadi saksi Iwan Fals bersatu dengan Sawung Jabo. Selain itu JKT48 dilengkapi format mantan member mereka alias Gen 1, yaitu Melody, Nabilah, Shania, Veranda, Kinal, dan Beby. Kejutan di akhir tak lain tak bukan, Soneta berkolaborasi dengan Dipha Barus.
Tak ketinggalan, panggung XYZ dengan spanduk “Festival untuk Semua” masih konsisten dengan konsep 180 derajat yang menampilkan Sunwich, Thee Marloes, HMGNC, Jakarta Tenggelam, D’Jenks, dan Hong!.
Hari pertama Synchronize Festival secara keseluruhan membuat para pengunjung bahagia. Penjualan tiket harian on the spot masih tersedia seharga Rp 450.000,- untuk tiket harian, dan Rp. 850.000,- untuk tiket terusan. Informasi lengkap kunjungi website synchronizefestival.com