Connect with us

Flash News

Tong Kosong Berbunyi Nyaring Dalam Klip To Fused and Fuzzed Bertajuk “Landai”

Eksplorasi sound baru dan menyinggung omong kosong

Profile photo ofstreamous

Diterbitkan

pada

To Fused and Fuzzed

Komplotan metallic hardcore/heavy rock asal Banda Aceh, To Fused and Fuzzed terus bergerak dan aktif di kancah lokal hari ini. Meski baru berumur pendek, hardcore kids Serambi Mekah ini kerap mengeluarkan karya-karya segarnya. Pasca merilis EP berjudul Too Hard To Be Soft, Too Soft To Be Hard di akhir tahun 2022 dan melaksanakan ibadah tur menelusuri pulau Sumatra (meliputi tujuh titik), To Fused and Fuzzed kali ini disibukkan dengan materi anyar. Bukti sahihnya termaktub dalam bentuk klip video dengan tajuk “Landai” yang resmi keluar tanggal 15 Juli 2023 ini di kanal YouTube resmi mereka. “Landai” merupakan materi yang akan dimuat untuk EP selanjutnya To Fused and Fuzzed di bulan September mendatang.

Grup yang dihuni oleh Fuad Muhammad Iseff alias Bearhead (vokal), Purnama Ramadhan (gitar), Dopan Rehayatsyah alias Dope (gitar) dan Noval Apriliansyah alias Cepot (bass) dan Teuku Romel Fahreza (drum) mengaku banyak terinspirasi dari band-band hardcore terkini yang berhaluan gaya lama seperti End It, Trapped Under Ice hingga Mindforce dan Balcony serta Puppen sebagai penghormatan kepada musikus lokal. Pengemasan lagu “Landai” dalam bentuk audio visual pun cukup sederhana, seperti halnya klip-klip dari band hardcore atau metal yang mencirikan unity dan gang shout. Video tersebut digarap oleh Kemal Helmi dengan mengedepankan gaya ala 90-an beserta tekstur-tekstur atau tone warna yang khas. Juga mendapat improvisasi referensi dari sang vokalis, Fuad.

Secara makna, “Landai” adalah suatu utopia dari seseorang yang memiliki impian besar, namun tidak melakukan apa-apa alias nihil. Dirinya hanya bisa mengomentari tanpa ada aksi yang nyata. Setidaknya, To Fused and Fuzzed cukup menyinggung kebiasaan yang di sekitarnya yang kerap melontarkan bacot sana-sini dan tanpa menghasilkan apa-apa. “Ujung-ujungnya dia cuma dapat buntut dari yang dikomentari, karena cuma bisa ngikut saja apa yang dikata sama oleh orang lain. Actionnya tidak ada malah,” jelas pemain gitar Dopan.

To Fused and Fuzzed banyak sekali mendapat perubahan dalam hal musikalitas. Selain referensi dari entitas yang disebutkan di atas, mereka pun mendapat input dalam hal eksplorasi sound dan penambahan ornamen di luar kebiasaan hardcore. Seperti menjumput bebunyian atau kocokan samba dan gaya permainan drum yang cukup eksplosif dari Romel, penggebuk drum yang baru bergabung di lagu bahkan penggarapan materi baru kali ini.

Setelah sebelumnya menggaet David Simanjuntak dari Fingerprint sebagai produser, kini anak-anak Banda Aceh ini tetap juga melibatkan scenester Medan yang lebih muda untuk digandeng sebagai produser. Sosok yang dimaksud adalah Ito Siregar dari No One Cares, Pleazure and Pain dan pemilik Madafaka Records. Prototype tetap saja dibangun oleh Fuad dan Purnama dalam hal penulisan lagu namun Ito membantu untuk mempercantik dalam beberapa lini sehingga nuansanya cukup kentara dan in your face ketimbang EP perdana mereka. “Landai” pun mendapat ramuan mixing sekaligus mastering oleh Aji dari Broken Strings Recording Medan, dimana tangan dinginnya menghasilkan album-album dari No One Cares, Pullo dan Shadowplay.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *