Connect with us

New Tracks

Vankits Hadirkan Harmoni Paradoks Dalam “Terluka Bahagia”

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

Di tengah geliat musik Indonesia yang terus berkembang, Vankits—unit band asal Samarinda yang menggabungkan elemen electronic pop, post punk, dan new wave—kembali akan mencuri perhatian dengan merilis single terbaru berjudul “Terluka Bahagia”.

Vankits Terluka BahagiaLagu ini menjadi pembuka dari mini album pertama mereka yang dijadwalkan rilis pada pertengahan 2025 melalui kolaborasi dengan label Muara Records. Selain menjadi karya solo, single ini juga menampilkan kolaborasi dengan Sabrina, vokalis dari band eksperimental Sarana, yang menambah kedalaman emosional melalui harmoni vokal yang kontras

Vankits terbentuk pada 2021 dari inisiatif Tito Sumarley (bass) yang mengajak rekan-rekannya di perumahan untuk mengeksplorasi musik dengan nuansa gelap namun dinamis, terinspirasi dari legenda seperti Joy Division, New Order, Pet Shop Boys, The Cure, dan The Upstairs.

Formasi mereka terdiri dari Syahri (vokal), Andra Rizqi Fajar (gitar), Treza Rizky (synth), dan Tito sendiri di bass. Sejak debut single “Angan Sebelah” (2022) yang bercerita tentang harapan yang runtuh, hingga “Gemuruh Kota” (2023) yang menggambarkan keresahan pemuda urban, Vankits konsisten menyajikan narasi kehidupan melalui lensa musik yang kaya tekstur.

“Terluka Bahagia” menjadi tonggak baru bagi Vankits. Tito, selaku penulis lirik dan konseptor, menjelaskan bahwa frasa ini sengaja dipilih karena sifatnya yang paradoks.

Ini tentang kebahagiaan yang lahir dari luka. Seperti dua sisi koin: satu sisi bisa menyakitkan, tapi di baliknya ada pencapaian atau kedamaian setelah berjuang,” ujarnya.

Treza Rizky, yang bertanggung jawab pada synth, menambahkan bahwa lagu ini ingin menangkap momen transisi antara keputusasaan dan harapan, direpresentasikan melalui aransemen synth yang gelap namun diselingi melodi optimis.

Kolaborasi dengan Sabrina dari Sarana disebut sebagai “percikan kreatif” oleh Syahri. “Suara Sabrina membawa energi berbeda. Kami ingin dinamika vokal yang lebih cair, seolah dua sudut pandang bercerita tentang luka dan bahagia yang saling bertaut,” jelas vokalis tersebut.

Sabrina sendiri mengaku terkesan dengan pendekatan Vankits yang mengutamakan emosi ketimbang struktur baku. “Mereka memberi ruang untuk improvisasi, sehingga kolaborasi ini terasa organik,” ungkapnya.

Musik “Terluka Bahagia” tetap setia pada akar New Wave dengan synth yang melayang-layang, bassline repetitif, dan gitar yang bernuansa post-punk.

Liriknya yang puitis—seperti baris “Suara kita menari meronta, kebisingan menjerit tertawa dalam angan yang mati dan semua cita-cita”—menjadi refleksi atas pengalaman personal maupun universal. Andra Rizqi Fajar, gitaris Vankits, menyebut proses kreatif lagu ini sebagai “perjalanan mencari keseimbangan antara kesedihan dan kelegaan”.

Band Vankits

Mini album mendatang Vankits, yang akan terdiri dari 6 lagu, digadang-gadang sebagai proyek paling ambisius mereka. Tito mengungkapkan bahwa album tersebut akan mengeksplorasi tema-tema humanis dengan nuansa “gelap yang diterangi bias cahaya”, metafora dari dinamika kehidupan.

Kami ingin pendengar merasakan ketegangan antara harapan dan keputusasaan, seperti cahaya yang sesekali muncul di tengah kegelapan,” paparnya.

Dari segi visual, desain cover “Terluka Bahagia” yang dibuat Tito menampilkan ilustrasi abstrak dengan gradasi warna kontras: hitam dan putih. “Ini merepresentasikan luka yang berubah menjadi sesuatu yang berharga. Setiap warna punya cerita,” tuturnya.

Sebagai band yang berasal dari Samarinda, Vankits berharap bisa membawa warna baru bagi musik Indonesia, khususnya di kancah alternatif. “Kami tidak ingin terjebak dalam satu genre. Musik adalah ruang eksperimen, dan Samarinda punya banyak cerita yang belum tergali,” tutup Treza.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *