Articles
Fenomena Lagu Bunuh Diri, Gloomy Sunday
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2013/09/rezso_51.jpg&description=Fenomena Lagu Bunuh Diri, Gloomy Sunday', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Sekitar tahun 1930-an, dunia terkejut dengan banyaknya aksi bunuh diri. Kasus bunuh diri ini menjadi fenomena karena dipengaruhi oleh sebuah lagu. Lagu tersebut adalah ‘Gloomy Sunday’, sebuah lagu yang ditulis oleh pianis dan composer asal Hungaria, yaitu Reszö Seress (11/3/1899 – 1/12/1968). Dalam jurnal hasil penelitiannya yang berjudul Sombres Dimanches Une etude en noir, Gloomy Sunday: A Study in Black tahun 1998, Michael Fingerhut melaporkan pada bulan Februari 1936, polisi Budapest melakukan investigasi terhadap kasus bunuh diri seorang pedagang sepatu yang bernama Joseph Keller. Investigasi itu menunjukan bahwa Keller meninggalkan sebuah pesan bunuh diri dimana dia menuliskan beberapa bait dari lagu yang popular saat itu. Lagu tersebut adalah “Gloomy Sunday”.
Dalam sebuah blog yang berjudul Overture To Death yang diambil dari The Cincinatti Journal of Ceremonial Magick, Vol 1, no 1 tahun1976 karya D.P MacDonald, diberitakan bahwa dari tahun ke tahun, lagu “Gloomy Sunday” telah menyebabkan kematian lebih dari 100 jiwa, dan lagu tersebut sangat berhubungan dengan masalah sekitar bunuh diri. Kasus demi kasus tentang bunuh diri yang dipicu oleh lagu “Gloomy Sunday” ini semakin jelas dan dekat dengan masyarakat, seolah hal tersebut adalah ekspresi biasa.
Seorang laki-laki dilaporkan keluar dari night club dan menembakkan revolver ke arah kepalanya setelah meminta kepada band night club untuk memainkan lagu “Gloomy Sunday”. Di Berlin, pemuda yang juga merupakan penjaga toko melakukan aksi bunuh diri, di antara kedua kakinya bergeletakan pecahan piringan hitam dari lagu “Gloomy Sunday”. Dua hari setelah kejadian itu, di New York, wanita membakar dirinya sendiri dan menulis wasiat yang isinya mengatakan agar lagu “Gloomy Sunday” dimainkan ketika pemakamannya. Masih dalam jurnalnya, D.P MacDonald melaporkan, pria berumur 80 tahun melakukan bunuh diri dengan cara meloncat melalui jendela dari ketinggian tujuh lantai sambil berteriak menyanyikan “Gloomy Sunday.” Kontra dengan pria tadi, di Roma pada hari yang sama, perempuan berumur 14 tahun ditemukan mati menjatuhkan diri dengan menggenggam piringan hitam lagu “Gloomy Sunday”.
Dalam situs smartgeneration.com di salah satu blog personal pengguna situs ini dilaporkan bahwa di London Utara ditemukan perempuan mati terduduk dengan iringan lagu “Gloomy Sunday.” Selain itu, kematian akibat bunuh diri ini ditakutkan semakin hari semakin memuncak, akhirnya BBC menghentikan pemutaran lagu “Gloomy Sunday”. Bahkan BBC London menyetujui untuk merilis kembali lagu ini (setelah aksi bunuh diri menurun) dengan versi instrumental. Hal ini membantu polisi London untuk melakukan investigasi kembali mengenai kasus bunuh diri akibat lagu “Gloomy Sunday.” Namun, polisi dihadapkan kembali dengan kasus bunuh diri perempuan akibat overdose obat bius dengan ditemani iringan lagu “Gloomy Sunday” dari gramophone yang berada di sampingnya.
Salah satu kasus yang menarik adalah lagu ini diciptakan oleh Reszö Seress ketika dia sedang patah hati karena putus dengan pacarnya. Setelah lagu ini menjadi terkenal, nama Reszö Seress pun banyak dibicarakan oleh orang-orang, begitu pula kisah percintaannya yang telah dituangkan dalam lagu dan lirik “Gloomy Sunday.” Suatu hari, Reszö Seress mengajak mantan pacarnya untuk kembali menjalin kisah cintanya, namun sang (mantan) kekasih tetap menolaknya bahkan perempuan tersebut melakukan bunuh diri dengan menelan racun sambil memegang surat dari Reszö Seress yang isinya adalah bait-bait lirik “Gloomy Sunday.” Kesedihan yang memuncak yang dialami Reszö Seress dimanfaatkan kembali untuk mulai menciptakan lagu yang diharapkan bisa menjadi pengaruh (lagi) bagi banyak orang. Namun, akhirnya Reszö Seress pun ‘bertanggungjawab’ dengan banyaknya aksi bunuh diri ini dengan melakukan bunuh diri pada tahun 1968 dengan cara melompat dari jendela apartemennya, karena tidak mampu menciptakan lagu yang ‘bagus’ lagi.
Dalam situs snopes.com yang berisi tentang urban legend, lagu “Gloomy Sunday” telah dicap sebagai lagu bunuh diri atau suicide song. Bahkan dalam situs wikipedia.org lagu ini dicap sebagai Hungarian Suicide Song. Beberapa orang menganggap lagu ini sebagai Anthem For Suicide, atau Anthem For Dead. Lagu ini memengaruhi banyak orang, dan tentu saja dengan fakta-fakta di atas, lagu ini banyak membuat orang melakukan bunuh diri, entah itu karena lagu atau lirik atau lagu dan liriknya atau pun pengaruh lainnya.
Reszö Seress menulis lagu ini dengan dibantu oleh temannya yaitu Ladislas Javor dalam penulisan liriknya. “Gloomy Sunday” telah menjadi sebuah trigger karena fenomena bunuh dirinya. Padahal, lagu dan lirik ini bercerita tentang patah hati atau depresi yang dialami Reszö Seress. Dalam Gloomy Sunday: A Study In Black (Michael Fingerhut 1998), Reszö Seress menjawab pertanyaan tentang apa yang ada di balik pikirannya tentang lagu yang ditulisnya ini, Reszö Seress menjawab
“I stand in the midst of this deadly success as an accused man. This fatal fame hurts me. I cried all of the disappointments of my heart into this song, and it seems that others with feelings like mine have found their own hurt in it.”
Berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa pihak untuk menurunkan tingkat kematian akibat lagu bunuh diri “Gloomy Sunday” misalnya BBC memutarkan lagu ini dengan versi instrument, namun tetap saja aksi bunuh diri masih banyak ditemukan. Mungkin mereka tidak sadar bahwa pada awalnya Reszö Seress memainkan lagu ini sekitar tahun 1930-an di restoran yang bernama Kis Pipa Restaurant, di mana restoran ini pun merupakan tempat Reszö Seress menulis lagu “Gloomy Sunday” dan memainkannya hanya dengan piano. Selain itu, Billie Holiday, seorang penyanyi folklore asal Amerika mengaransemen ulang lagu “Gloomy Sunday” ini dengan menambahkan lirik pada bagian akhir lagu, dan tentu saja aransemen dan suasana atau karakter lagu “Gloomy Sunday” pun berbeda dengan “Gloomy Sunday” karya Reszö Seress. Namun, aksi bunuh diri masih tetap terjadi.
“Gloomy Sunday” bagaikan ‘emas’ bagi seniman-seniman, selain Billie Holiday, masih banyak artis-artis yang mengaransemen ulang lagu bunuh diri ini. Ada 73 versi lagu “Gloomy Sunday” yang tercatat sudah dirilis, ini belum termasuk yang dirilis secara bebas di internet, hal ini juga belum termasuk roots-nya yang dinyanyikan dan diciptakan oleh Reszö Seress yang berdurasi 3:29 detik. Tentu saja karya yang pertama yang paling banyak mencatat kasus bunuh diri, dan karya pertama ini menjadi akar dari lagu “Gloomy Sunday” yang lainnya.
Lirik “Gloomy Sunday” merupakan terjemahan dari bahasa Hungaria yang awalnya berjudul “Szomorú Vasàrnap”. Pada awalnya pun, lirik lagu ini berbahasa Hungaria, namun Reszö Seress mengalami kesulitan pada waktu mencari orang yang bisa diajak rekaman. Maka, lirik berbahasa Hungaria itu pun diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dan setelah direkam, orang-orang pun bisa menikmatinya lebih luas. Akhirnya lagu “Gloomy Sunday” karya Reszö Seress telah menjadi icon lagu bunuh diri dengan ‘penghargaan’ lebih dari 100 kasus bunuh diri akibat dari lagu tersebut.
Disadari atau tidak disadari, lirik “Gloomy Sunday” telah mengajak banyak orang untuk bunuh diri. Kekuatan lirik lagu ini menjadi sesuatu hal yang fenomenal dalam sejarah musik di dunia, tidak lain karena menyangkut kematian. Banyak lagu dan lirik yang dihasilkan oleh seniman-seniman jenius yang mengakibatkan bunuh diri, misalnya lagu Blink 182 yang berjudul “Adam Song” dikabarkan mengakibatkan pemuda di Amerika melakukan bunuh diri, atau lirik lagu “Everybody Hurt” dari REM yang dianggap mengandung unsur bunuh diri, di Islandia, penggemar Sigur Rós melakukan bunuh diri karena terbawa oleh suasana musiknya, atau satu kasus di Indonesia, lagu Forgotten yang berjudul “Obsesi Mati” telah membuat pemuda melakukan bunuh diri. Namun tidak ada lagu yang ‘mengalahkan’ kasus bunuh diri selain lagu “Gloomy Sunday” yang ‘mencetak rekor’ lebih dari 100 kasus bunuh diri. Jangan sampe daftar bunuh diri akibat lagu ini bertambah.
Kim Suggyun
19/12/2013 at 9:07 am
aku banar-banar menyukai lagu ini …. sangat menyukai