Music News
Merayakan Imlek Dengan Energi Baru, Inilah Koleksi Album Dari Demajors Yang Berwarna Merah
- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/02/Album-Demajors-Imlek.jpg&description=Merayakan Imlek Dengan Energi Baru, Inilah Koleksi Album Dari Demajors Yang Berwarna Merah', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Merayakan Tahun Baru Imlek 2025, yang identik dengan keberuntungan dan semangat baru lewat simbol warna merah, inilah sederet album spesial dari Demajors dengan sampul berbalut nuansa merah menyala.
Koleksi ini tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga menjadi simbol harapan akan kebahagiaan dan kesuksesan di Tahun Ular Kayu. Dari genre math rock yang kompleks hingga indie pop yang ceria, lima album berikut menawarkan warna musik beragam, sekaligus mencerminkan semangat kolaborasi dan inovasi dalam industri musik Indonesia.
1. Indra Lesmana – Do The Math
Indra Lesmana kembali membuktikan dedikasinya sebagai musisi legendaris dengan merilis album ‘Do The Math’ di usia 57 tahun. Album ini menampilkan sembilan komposisi baru bergenre math rock, sebuah terobosan yang menunjukkan kemampuan Indra dalam mengolah ritme rumit dan harmoni progresif.
“Math rock dipilih karena ingin menantang diri sendiri. Di usia yang tidak lagi muda, justru saya merasa lebih bebas bereksperimen,” ujar Indra dalam sebuah wawancara. Karyanya ini menjadi bukti bahwa kreativitas tak pernah terbatas oleh waktu.
Semiotika menghadirkan album kedua bertajuk ‘Eulogi’. Album ini mengusung tema “memanusiakan manusia”, dengan fokus pada pentingnya menyayangi diri sendiri dan orang lain. Melalui lirik yang reflektif, Semiotika menggambarkan perjalanan hidup sebagai manusia yang penuh usaha, tujuan, dan kebutuhan untuk beristirahat.
“Kami ingin pendengar merasa tidak sendirian. ‘Eulogi’ adalah pengingat bahwa kelelahan bukanlah kegagalan, melainkan bagian dari proses,” jelas vokalis band. Aransemen musik yang intim dan kontemplatif semakin memperkuat pesan universal ini.
FSTVLST memilih pendekatan lebih satir melalui ‘Hits Kitsch’. Konsep album ini menyoroti paradoks budaya populer: sesuatu yang “hits” namun terbuat dari bahan “rendahan”. Lirik-liriknya mengkritik fenomena sosial, mulai dari konsumerisme hingga hipokrisi di media sosial.
“Kami ingin mengajak pendengar tertawa sekaligus berpikir. ‘Kitsch’ itu seperti cermin yang memperlihatkan absurditas kehidupan modern,” tutur salah satu personel. Dengan sound dan lirik provokatif, FSTVLST sukses menciptakan karya yang relevan dengan zaman.
Sunwich membawa kisah personal lewat ‘Apophenia‘. Judul album ini terinspirasi dari istilah psikologi tentang kecenderungan manusia mencari pola dari hal-hal yang acak. Sunwich mengubah pengalaman pribadi anggota band menjadi lagu-lagu indie pop ceria.
“Setiap lagu adalah fragmen cerita kami. Misalnya, tentang kegagalan yang ternyata membawa hikmah, atau pertemanan yang awalnya terasa tidak berarti,” papar drummer mereka.
Kombinasi melodi optimis dan lirik filosofis membuat ‘Apophenia’ layak jadi soundtrack penyemangat hari-hari penuh kejutan.
5. Marsh Kids – The Many Failings of Bugsy Moonblood
Marsh Kids meramaikan koleksi ini dengan album debut “The Many Failings of Bugsy Moonblood”. Mengusung pop psikedelis, album ini menawarkan perpaduan unik antara musikalitas eksperimental dan visual yang teatrikal.
“Bugsy Moonblood adalah karakter fiksi yang mewakili kegagalan dan keanehan dalam diri setiap orang. Kami ingin merayakan ketidaksempurnaan itu melalui musik,” jelas vokalis Marsh Kids. Dari lagu bertema melankolis hingga beat yang memacu adrenalin, album ini menjadi bukti bahwa musik indie Indonesia terus berkembang dengan identitas yang kian berani.
Kelima album ini tidak hanya memperkaya khasanah musik tanah air, tetapi juga menjadi simbol harmoni dalam keberagaman. Seperti warna merah yang menghiasi sampulnya, masing-masing karya membawa energi optimis dan harapan baru—sesuai dengan semangat Imlek yang mengajarkan tentang pembaruan dan kebersamaan.
Mari sambut Tahun Ular Kayu dengan menyelami karya-karya segar dari Demajors, dan biarkan musik menjadi medium yang menyatukan kita dalam semangat keberuntungan serta kebahagiaan.
Selamat Tahun Baru Imlek 2025 – semoga keberanian dan kreativitas para musisi ini menginspirasi kita semua untuk terus bergerak maju!