Connect with us

Featured

Heals Resmi Merilis Album Perdana Berjudul ‘Spectrum’

Dipublikasikan

pada

Grup musik shoegaze asal Bandung, Heals, yang beranggotkan Alyuadi Febryansyah (Vokal, Gitar), Reza Arinal (Vokal, Gitar), Muhammad Ramdhan (Gitar), Octavia Variana (Vokal, Bass) dan Adi Reza (Drum) resmi merilis album penuh perdana yang diberi tajuk ‘Spectrum’ pada hari Minggu, 9 April 2017 lalu, di bawah naungan FFWD Records.

Selama satu tahun sejak dirilisnya single ‘Wave’ dalam bentuk kaset, ‘Spectrum’ telah menempuh proses kreatif dan produksi yang cukup panjang. Ketika menyusun materi, kelima personel Heals menghabiskan beberapa malam di sebuah rumah sewaan agar dapat fokus berkumpul dan bertukar ide. Beberapa materi baru lahir dari kegiatan tersebut, meskipun ada pula lagu yang diciptakan secara mendadak ketika proses rekaman berlangsung.

Heals, yang mengakui banyak terinfluens oleh band-band seperti My Bloody Valentine, My Vitriol, hingga Cocteau Twins, tetap mempertahankan ciri khas mereka pada album debutnya. Formula shoegaze, yakni distorsi berlapis serta vokal melodius dan mengawang tidak menghalangi Heals untuk menciptakan lagu-lagu yang catchy sekaligus eksploratif.

Sesuai dengan maknanya, sepuluh lagu di dalam ‘Spectrum’ secara garis besar menceritakan tentang gabungan fantasi kehidupan manusia dari perspektif masing-masing personel Heals. Penyatuan referensi yang beragam itu dianalogikan sebagai sebuah ‘prisma’. Walau perlu diingat, kelimanya telah berkawan sejak lama dan pernah menjalani fase memainkan musik ‘esktrim’ bersama. Sehingga meski mengangkat kisah yang berbeda-beda, semuanya memiliki karakteristik yang serupa. ‘Spectrum’ adalah album yang padat dengan emosi serta uraian kegelisahan personal.

Misalnya saja pada track kedua, ‘Lunar’, menggambarkan impresi abstrak yang muncul kala berhubungan dengan seseorang. Lalu di nomorselanjutnya ada ‘Azure’ yang cukup lugas, bercerita tentang pria yang menjalani hari-harinya di luar stereotip maskulin. Hal menarik juga bisa ditemukan pada ‘Anastasia’ (track 5) yang menceritakan kondisi individu yang terjebak dalam fantasinya sendiri, hingga single ‘False Alarm’ (track 7), tentang manusia yang seringkali tertekan akibat pemikirannya sendiri.

Menanggapi dirilisnya album ini, Alyuadi sebagai frontman menganalogikannya seperti menjadi binatang peliharaan. “Ibaratnya kami adalah seekor kucing yang dirawat, diberi makan enak, tapi masih di dalam kandang. Sekarang akhirnya keluar, rasanya lega sekali,” tuturnya.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *