Connect with us

Flash News

Juwita Dalam Kemasan Artificial Intelligence

Juwita Dibawakan Kembali Oleh Trio Sara Fajira, Nania dan Lucky Octavian Bernuansa EDM

Dipublikasikan

pada

Oleh

Banyak ragam cara musisi belia untuk merefleksikan respect mereka terhadap musisi pendahulunya. Salah satu wujudnya adalah remaked karya sang legenda. Seno M. Hardjo dengan record labelnya Selatan Musik menjaga ritme produksinya dengan merilis karya ‘respect each other’ tersebut. Musisi muda bisa dengan bangga menyanyikan karya musisi Legenda. Sebaliknya karya sang Legenda bisa didengar di masa kini dan menderetkan Listener baru dari karakter jaman yang berbeda. Keberanian Seno untuk reproduction lagu “Juwita” hits Chrisye almarhum yang sudah menjelajah masa, akhirnya masuk kaldera kekinian.

Saya ingin represent “Juwita” ke pendengar muda. Untuk itulah, Jika versi mas Chrisye popular dengan beat dance, “Juwita” masa kini dikemas lebih ekstrem yaitu EDM – Electronic Dance Music oleh Arranger muda Kevaz Jones” ungkap Seno M. Hardjo membuka percakapan. Sosok yang sudah nyaris 20 tahun membhaktikan kiprahnya di AMI Awards tersebut sudah memproduksi hampir 200 Lagu, di rentang 25 tahun berkarya. Seperti band KUBIK, Cherry Bombshell, Ipang. Di bawah bendera Selatan Musik, Seno juga merilis album Dian Pramana Poetra, Fariz RM, January Christy, Hedi Yunus, Tompi, Sara Fajira, Rando Sembiring hingga Barsena Bestandhi.

Tentang “Juwita” karya almarhum Yockie Suryo Prayogo dan Junaedi Salat, Seno mengaku ingin membuat something brand new. Ini yang lantas membuatnya harus sabar dan secara personal menjelaskan kepada komunitas musiknya, kenapa begitu berani goes to EDM. Apalagi dinyanyikan secara trio Nania dan Lucky Idol dan Sara Fajira. Beberapa reaksi lucu harus dihadapinya. “Yang protes pasti dari generasi pendengar lama Chrisye,” ungkap Seno. “Nah kalau saya bikin yang sama, ngga ada bedanya dong.” Argue nya lagi.

Artificial Intelligence
Pilihan sound juga menjadi concern Seno M. Hardjo. Lagu “Juwita” versi 4.12 (empat menit 12 detik) harus melalui beberapa kali mixing. Sound engineer yang terlibat adalah Moko Aguswan. Kemudian setelah selang beberapa waktu ada proses remixing dengan Sound Engineer Satrio Pratomo. Mastering nya by Imran Illyas. Sedangkan “Juwita” versi 4.26 (empat menit 26 detik) mixing by Satrio Pratomo. Dan masteringnya ditangani Chris Gehringer di Sterling Sound, Amerika. Launching hari ini adalah untuk “Juwita” yang versi 4.26 detik.

Proses ini agak berat karena juga terkait bengkaknya pembiayaan. “Untuk mencapai hasil maksimal, kita wajib menimba ilmu yang sedang berkembang di dunia. Untuk itulah, Sterling Sound Amerika menjadi pilihan,” ujar Seno M. Hardjo lagi. Lepas dari proses Audio, Seno lantas berpikir keras, Video Musik yang sudah selesai di tangan Sutradara muda perempuan Polka Kojansow nampaknya jika dibuat yang versi Artificial Intelligence bakal ada unique selling point.

Gayung bersambut, sahabat lama Indra Qadarsih (Idra Q) yang sudah mendalami teknologi AI beberapa waktu, menyanggupi untuk mengemas video musik “Juwita” dalam tampilan AI. Kerja marathon 5 hari, akhirnya berbuah baik. Berbagai reaksi posisitif video musik ini sungguh melegakan. Komunitas musik, millenials dan Gen Z menyambutnya dengan review sangat baik ; Fresh, kekinian dan anak muda banget. Kini video musik “Juwita” menjadi yang paling unik di musik Indonesia, setelah beberapa video music Titi DJ. rilis dalam kemasan AI juga.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *