Connect with us

Articles

Mengatur Musik di Tempat Makan

Dipublikasikan

pada

Banyak yang sudah menjadi ritual khusus untuk memutarkan musik di saat mereka bekerja. Bagi mereka yang percaya akan hal ini, musik sudah menjadi alat peningkat produktivitas dalam pekerjaan. Bagi yang tidak atau belum percaya, perlu beberapa tindakan percobaan agar hasilnya maksimal. Namun, apa memang benar musik mampu meningkatkan produktivitas?

Ada sebuah percobaan di Amerika tentang pengaruh musik terhadap produktivitas. Bahkan di Eropa perkembangan pengaruh musik terhadap produktivitas ini pun dikembangkan menjadi percobaan tentang pengaruh musik pada tingkat pembelian konsumen di tempat makan. Di mana pengaruh musik yang mampu membuat suasana-suasana tertentu yang merubah perilaku konsumen.

Lingkungan, suasana dan mood suatu tempat makan mampu diciptakan melalui musik. Hal ini akan berpengaruh kepada perilaku konsumen di tempat tersebut. Ada perbedaan perilaku dari konsumen ketika suatu restoran memiliki cahaya yang terang dengan iringan musik yang bertempo cepat dengan perilaku di tempat yang bercahaya redup dengan musik yang bertempo rendah.

Tujuan dari pembentukan suasana ini berpengaruh pada perasaan nyaman atau tidak nyamannya konsumen tinggal di suatu tempat tersebut, jika nyaman, maka akan berpengaruh pada pembelian makanan atau minuman.

Hal ini pun bisa dikembangkan kembali dengan membagi materi yang dijual di tempat tersebut, misalnya menargetkan konsumen membeli wine itu akan berbeda pengaturan suasananya dengan target pembelian beer. Pembelian wine akan dirangsang dari suasana cahaya redup dengan musik yang bertempo rendah, mulai dari classic hingga popular.

Tentu saja hal ini berbeda dengan beer, yang mampu dirangsang cepat lewat musik yang bertempo cepat hingga musik-musik yang mampu sing along. Seperti halnya minuman, maka makanan pun cara pembentukannya akan berbeda, akan dihubungkan dengan dekorasi tempat dan jenis makanan. Nilai-nilai kenyamanan yang berdurasi lama ini akan memancing konsumen untuk menambah dan menambah lagi menu-menu makanannya.

Musik selain memiliki tempo yang berbeda-beda yang bisa dibagi ke dalam beberapa kelas, atmosfir musik tersebut mesti dipertimbangkan. Jangan pernah memutar musik yang depresi, sedih hingga muram, hal ini akan membuat konsumen cepat menghabiskan makanan dan pulang. Ingat, setiap orang pasti ingin bahagia, ingin tersenyum dan tertawa.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *