Connect with us

News

Rumahsakit XXV Anniversary Gigs: Umur 25, Umur Millenial

Dipublikasikan

pada

Rumahsakit, band indie pop asal Jakarta, merayakan ulang tahun ke-25 pada Minggu (24/11) lalu. Bertempat di M Bloc Space, Rumahsakit merayakan ulang tahunnya dengan konser tunggal yang dibantu oleh Pentasin. Dalam penampilannya, Rumahsakit juga dibantu oleh beberapa musisi seperti Sari Sartje (White Shoes and The Couples Company), Ade Paloh (Sore), Romano Guitar Boy, Adinda Thomas, Indra Menus, dan Jimi Multhazam (The Upstairs).

“Biasanya kalo band itu yang berumur 25 kan personilnya, nah ini band kita yang 25. Umur 25, umur milenial lah ya.” ujar Sadam (Bass) di tengah-tengah penampilan Rumasakit. Didirikan pada tahun 1994, Rumahsakit dapat dibilang sebagai pionir dalam skena indiepop Indonesia.

Lahirnya band ini terinspirasi dari band-band britpop seperti The Stone Roses dan Charlatans UK. Band ini lahir saat para personilnya masih berkuliah di Institut Kesenian Jakarta, pun band ini awalnya dibuat untuk mengisi acara Bakar-Bakaran, sebuah acara rangkaian ospek Institut Kesenian Jakarta. Dilihat dari sejarahnya, tentu personil Rumahsakit dapat dibilang sudah tak muda lagi. Namun semangat dari masing-masing personil membuat konser 25 Tahun ini membuat ucapan Sadam benar adanya: “Umur 25, umur millenial lah ya”.

Penampilan dibuka dengan Pop Kinetik dari album Rumahsakit yang dirilis tahun 1998. Penonton langsung ikut bernyanyi. Penampilan dilanjutkan dengan lagu Datang dan Sakit Sendiri dari album yang sama. Setelahnya, Rumahsakit lebih membawakan lagu-lagu terbarunya dari album Timeless (rilis 2015) seperti Duniawi, Sandiwara Semu, dan 3:56.

Band yang beranggotakan Arief (vokal), Sadam (bass), Mickey (keyboard), Marky (gitar), dan Fadli (drum) tampil dengan dibantu Romano Guitar Boy – seorang gitaris dan kawan dari Rumahsakit – dari awal penampilan sampai akhir.

Kolaborasi lainnya dilakukan dalam bentuk vokal seperti Sari Sartje (White Shoes and The Couples Company) dalam lagu Beku, Ade Paloh (Sore) dalam lagu Anomali, Adinda Thomas dalam lagu ONS, Jimi Multhazam (The Upstairs) dalam lagu Petir Kilat dan Halilintar, dan juga dalam permainan synth seperti yang dilakukan oleh Indra Menus dalam lagu Nol Derajat. Lagu yang dimainkan dengan cara kolaborasi dibuka dengan video testimoni kolaborator terlebih dahulu.

Rumahsakit cenderung membawakan lagu-lagu dari album Rumahsakit dan Nol Derajat dalam penampilan kali ini. Meski begitu, mereka tidak melupakan lagu-lagu baru seperti Anywhere But Here, The Journey Starts Tonight, dan Apa yang Tak Bisa. Bahkan mereka membawakan single yang harusnya dirilis pada tanggal 29 September nanti yaitu Panasea.

Penampilan ditutup dengan lagu Kuning, sebuah hits dari Rumahsakit. Penampilan dibuka dengan video kompilasi band atau penyanyi yang mengcover Kuning. Personil Rumahsakit lalu naik panggung dengan baju kuning, disusul dengan Jimi Multhazam yang ikut bernyanyi pada lagu ini. Sontak penonton ikut bernyanyi dan bahkan melakukan crowdsurfing. Jimi dan Arief juga ikut melakukan crowdsurfing.

Penampilan tak benar-benar selesai. Rumahsakit menyambung penampilang dengan lagu Hilang, hits yang dapat dikatakan sejajar dengan Kuning. Semua kolaborator naik ke atas panggung pada lagu ini. Setelah singalong dan crowdsurf yang dilakukan baik oleh penonton maupun penampil, konser ditutup dengan riuh rendah penonton dan foto bersama.

Konser Rumahsakit XXV Anniversary terlaksana dengan komplit. Baik suasana syahdu sampai jingkrak-jingkrak dan crowdsurfing ada pada konser tersebut. Visual yang ditampilkan juga sangat bagus, dengan penampilan judul lagu dan lighting yang menyesuaikan suasana lagu membuat penampilan menjadi syahdu.

Foto: Aldrin Kevin
Teks: Aldrin Kevin

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *