Connect with us

News

Totalitas Penampilan Suede pada Soundrenaline 2019

Dipublikasikan

pada

Suede, band britpop senior asal London, datang ke Bali untuk bermain di Soundrenaline 2019. Kedatangan Suede ke Indonesia bukan yang pertama. Sepanjang kariernya dari tahun 1989, Suede sudah dua kali tampil di Indonesia. Setelah pertama kali menyambangi Tennis Indoor Senayan pada 2003 dan JIExpo pada 2011, Suede akhirnya tampil di Bali pada 7 September 2019.

Pukul 22.50 WITA, konser dibuka dengan lagu ‘As One’. Dibuka dengan visual hitam putih dan penuh asap, penonton langsung mengeluarkan hape untuk merekam. Tanpa jeda, Suede lanjut membawakan ‘Electricity’.

Usai lagu, Brett Anderson (vokalis) langsung menyapa penonton. Dengan aksen Inggris yang kental, Brett mengucapkan “How are you doing?”. Selanjutnya Suede membawakan tiga lagu: ‘We Are the Pigs’, ‘So Young’, dan ‘Metal Mickey’. Selama tiga lagu tersebut, Brett tampil sangat energik. Mulai dari menaiki monitor lalu turun dengan melompat sampai memutar kabel mikrofon.

Dengan berteriak, Brett mengucapkan “Terima kasih Denpasar! Terima Kasih!”. Lagu keenam yang dibawakan Suede berjudul ‘Lazy’. Pada lagu ini, Brett tiba-tiba turun dari panggung dan menghampiri para penonton di depan panggung. Tidak seperti artis pada umumnya, Brett tidak kembali lagi ke atas panggung. Ia bernyanyi di depan barikade penonton lalu lanjut menaiki barikade tersebut. Pada akhir lagu, Brett mendekati kameramen di dekat barikade sebelah kanan lalu kemudian mendekatkan wajahnya ke kamera sambil mengguncang-guncang kamera tersebut.

Brett lalu naik ke atas panggung untuk membuka lagu selanjutny yaitu ‘Positivity’ untuk kemudian kembali turun ke dekat barikade. Ia pun mondar-mandir antara tengah panggung dan kanan panggung. Lagu ‘Positivity’ diakhiri dengan lelah. Brett hanya mengucap “terima kasih”.

Kemudian konser dilanjut dengan lagu berjudul ‘By The Sea’. Pada lagu ini, Brett kelihatan lelah. Ia pun memulai konser dengan rebahan di dekat barikade untuk kemudian bernyanyi dengan posisi tersebut. Tentu penonton di depan langsung mengeluarkan handphone untuk merekam momen langka tersebut. Brett sendiri juga memberikan mikrofon kepada penonton. Sampai tiga perempat lagu, ia pun baru bangun untuk kemudian mampir ke sebelah kiri barikade sebentar. Ia akhirnya mengakhiri lagu di atas panggung.

Terbentuk pada 1989 dan dinobatkan sebagai salah satu dari “big four” dalam genre britpop (bersamaan dengan Blur, Oasis, dan Pulp) pada 1994, Suede pastilah band yang sudah berumur. Namun penampilan pada malam tersebut tidak menampilkan kalau rata-rata dari mereka sudah berumur 50 tahun. Penampilan dilanjut dengan lagu ‘The Drowners’. Brett tetap jumpalitan dan mengakhiri konser dengan merebut kamera video dari salah satu kru. Kamera tersebut kemudian ia bawa berkeliling untuk merekam satu persatu personilnya.

Lanjut pada lagu kesepuluh berjudul ‘Can’t Get Enough’. Pada lagu ini Brett tetap jumpalitan seakan tidak kenal lelah. “Terima kasih” dan “ayo! Saya tidak bisa memdengar kalian” adalah kedua kata yang sangat sering diucapkan dalam konser ini. Selain mengucapkan kedua kata tersebut, ia juga beberapa kali mengajak penonton bernyanyi “ayo bernyanyi bersama jika kalian tau lagu ini”.

Lagu selanjutnya yaitu ‘Everything Will Flow’. Lagu yang berasal dari album ‘Head Music’ yang dikeluarkan pada tahun 1999 ini nampak dikenal oleh beberapa penonton. Brett pun turun panggung seperti apa yang ia sudah lakukan sebelumnya untuk kemudian bernyanyi bersama penonton.

Setelah “I can’t hear you” entah yang keberapa kali dari Brett, Suede kemudian melanjutkan konser dengan lagu ‘Trash’. setelah ‘Everything Will Flow’ yang diikuti oleh singalong di barisan depan, pada lagu ‘Trash’ ini, barisan belakang juga ikut bernyanyi. Lanjut dengan “saya ga bisa mendengar kalian” yang lagi-lagi diulang, Suede meneruskan konser dengan membawakan “Animal Nitrate”.

Lelah beraksi keliling panggung dan barikade, Brett akhirnya kehabisan tenaga. Meski kehabisan tenaga, ia tetap mengucapkan “saya tidak bisa mendengar kalian” dengan isyarat. Ia pun duduk di monitor menghadap ke kiri panggung untuk kemudian bermain gitar akustik sendirian di tempat tersebut. Seluruh personil kecuali Brett pergi meninggalkan panggung. Brett menyenandungkan verse dari lagu ‘Beautiful Ones’. Sontak penonton ikut bersenandung. Brett ternyata hanya memancing. Ia kemudian memainkan lagu berjudul ‘Obsessions’.

Brett kemudian mengucapkan terima kasih. Ia memberitahukan bahwa setlist sudah hampir habis. Lagu selanjutnya yang dibawakan Suede adalah lagu yang paling terkenal dari band tersebut. Lagu ini, bersamaan dengan ‘Trash’ di album ‘Coming Up’ sukses membawa Suede ke kancah internasional. Lagu yang dimaksud adalah ‘Beautiful Ones’. Saat intro dimainkan, hampir seluruh penonton ikut bernyanyi dan merekam.

Band yang digawangi oleh Brett Anderson pada vokal, Richard Oakes pada gitar, Mat Osman pada drum, dan Neil Codling pada keyboard ini akhirnya menyudahi penampilan. Penonton di barisan depan meminta encore dan kemudian diikuti oleh barisan belakang.

Lima menit istirahat, Brett akhirnya kembali ke panggung diikuti Richard yang memainkan verse dari ‘Beautiful Ones’ seakan-akan lagu tersebut akan dibawakan untuk kedua kalinya. Melihat antusiasme penonton pada lagu ‘Beautiful Ones’, Brett berkata bahwa lagu selanjutnya seharusnya dapat kalian nyanyikan apabila kalian tahu lagu yang tadi (‘Beautiful Ones’). Dengan gitar akustik dan ditemani oleh Richard dan Neil yang juga memegang gitar akustik, Brett membawakan lagu berjudul ‘She’s In Fashion’.

Brett nampak terharu, ia mengucapkan terima kasih berkali-kali. Ia juga berkata bahwa ini pertama kalinya mereka ke Denpasar (Meskipun venue tersebut berada di Kabupaten Badung). “Ini merupakan yang pertama bagi kami dan kami berharap ini tidak menjadi yang terakhir” ujar Brett saat berkata bahwa ini pertama kalinya Suede manggung di Pulau Bali.

Konser pada malam minggu tersebut ditutup dengan lagu ‘Saturday Night’. Pada lagu ini, Brett kembali menghampiri barikade namun pada kesempatan kali ini ia condong ke kiri panggung. Konser ditutup dengan kembang api dan keriuhan penonton yang sudah menonton dedengkot britpop tersebut.

Teks: Aldrin Kevin
Foto: Aldrin Kevin

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *