Connect with us

New Albums

Kolaborasi Extreme Decay Dan Tools Of The Trade Dalam Split Album Format Vinyl

Profile photo ofrafasya

Diterbitkan

pada

Extreme Decay dan Tools Of The Trade Split Album Vinyl

Unit grindcore dari Malang, Extreme Decay, kembali mengukuhkan eksistensi mereka dengan merilis album split bersama band grindcore asal Malaysia, Tools Of The Trade. Album ini dirilis dalam format piringan hitam berukuran tujuh inci melalui dua label rekaman: Husted Records dari Bandung dan Bollocks Records yang berbasis di Kuala Pilah, Malaysia.

Husted Records adalah bagian dari Husted Youth, sebuah brand clothing independen, sementara Bollocks Records dikenal sebagai label punk/hardcore yang telah mendukung berbagai rilisan dari skena musik underground.

Extreme Decay

Extreme Decay – Indonesia

Extreme Decay telah berkiprah di dunia musik grindcore sejak dibentuk di Malang pada tahun 1998. Selama lebih dari dua dekade, mereka telah merilis berbagai album melalui label rekaman lokal dan internasional, termasuk proyek split album dan kompilasi yang menggunakan format kaset, CD, hingga vinyl.

Saat ini, band ini digawangi oleh Ruli (gitar/vokal), Nizar (bass/vokal), Eko (drum), dan Ravi (gitar/vokal). Dengan sejarah panjang mereka, Extreme Decay tetap menjadi salah satu pengusung grindcore paling konsisten di Indonesia.

Di sisi lain, Tools Of The Trade, yang terbentuk di Kuala Lumpur pada tahun 2004, juga telah mencetak banyak rilisan dalam berbagai format. Band ini telah bekerja sama dengan label rekaman di Malaysia maupun mancanegara, membuktikan posisi mereka sebagai salah satu band grindcore yang produktif.

Tools Of The Trade

Tools Of The Trade – Malaysia

Saat ini, Tools Of The Trade diperkuat oleh Jerry (drum), Emi (vokal), dan Tiong (gitar), yang terus menghadirkan energi khas grindcore dalam karya-karya mereka.

Album split 7” EP ini menghadirkan masing-masing empat lagu dari kedua band. Extreme Decay menyuguhkan tiga lagu baru, yaitu “Konfrontasi Asimetris”, “Death Blossoms”, dan “Life At End Times”, serta sebuah cover lagu berjudul “Brother” yang diambil dari band Antiphaty asal Malang.

Sementara itu, Tools Of The Trade menampilkan empat materi baru, yaitu “Bebas”, “Bangsa”, “Tidak”, dan “Tamat”. Untuk produksi, Extreme Decay merekam lagu-lagunya di Sirius Studio (Malang), dengan proses remix dan mastering ditangani oleh Komenk. Tools Of The Trade merekam materi mereka di Jongro Music (Malaysia), dengan Tom Bollocks bertanggung jawab untuk proses remix dan mastering.

Sampul album split ini digarap oleh Evan dari Dystopian Destroy, sementara desain layout dikerjakan oleh Tiong dari Tools Of The Trade. Kombinasi visual yang menarik ini semakin memperkuat identitas rilisan yang menghubungkan dua band dari dua negara dengan semangat grindcore yang sama.

Extreme Decay Dan Tools Of The Trade Split AlbumAlbum split ini resmi dirilis pada November 2024, ditandai dengan acara release party di dua lokasi berbeda. Perayaan pertama berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 16 November 2024, bertempat di Petai Belalang. Acara tersebut diselenggarakan oleh RVDA dan menghadirkan band tamu seperti B.C dari Singapura, serta band lokal Malaysia seperti Amu Daria, Memorial, dan Rugh.

Selanjutnya, release party kedua diadakan di Malang, Indonesia, pada 30 November 2024 di Rust Bar. Acara yang diselenggarakan oleh Heri Bengkel Collective ini menampilkan enam band lokal, termasuk Interadd, Warhound, Kanako Likes Fruit, Lunch, Mr. Nice Guys, dan Seized.

Distribusi album split ini dimulai di Malaysia pada 11 November 2024 melalui jaringan Bollocks Records, sementara di Indonesia, rilisan ini akan tersedia awal Desember 2024 melalui Husted Records yang didistribusikan oleh Husted Youth.

Album ini dicetak dalam jumlah terbatas sebanyak 300 copy vinyl hitam, dengan 120 copy dijual di Malaysia dan 120 copy di Indonesia. Dengan harga Rp 200.000 per unit, album ini menjadi barang koleksi bagi penggemar grindcore dari kedua negara.

Rilisan split ini tidak hanya menjadi perayaan kolaborasi dua band yang sudah mapan dalam skena grindcore, tetapi juga bukti solidaritas lintas negara di dunia musik bawah tanah.

Extreme Decay dan Tools Of The Trade sekali lagi menunjukkan bahwa semangat DIY (Do It Yourself) tetap menjadi kekuatan utama dalam menjaga musik dan budaya grindcore tetap hidup.

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *