Connect with us

Gigs

LINE UP SOUNDRENALINE 2015

Dipublikasikan

pada

SOUNDRENALINE 2015 mendukung berbagai musisi dari beragam genre musik di Indonesia. Dari alternative rock, alternative pop, rock, metal, side stream, hingga elektronik akan membuat SOUNDRENALINE 2015 semakin menarik. Festival musik ini juga tambah lengkap dengan kehadiran genre lain seperti pop, seriosa, dan jazz yang ditawarkan para musisi solo.

Dengan tema “Change the Ordinary”SOUNDRENALINE 2015 hadir selama dua hari berturut-turut di Bali. Berlangsung pada Sabtu-Minggu, 5-6 September 2015 di Garuda Wisnu Kencana, Bali, helatan tahunan yang telah berjalan selama 13 kali ini akan menampilkan daftar pengisi acara yang lebih variatif dengan latar belakang genre musik yang beragam.

Selain kehadiran sederet pengisi acara yang berbeda dari biasanya, akan ada beberapa penampilan proyek musik spesial. Salah satunya kolaborasi musisi lintas genre dan lintas generasi serta kehadiran musisi internasional.

Berikut ini ulasan pengisi acara yang siap menggebrak SOUNDRENALINE 2015 !

ALTERNATIVE ROCK
J-Rocks
Ketenaran nama J-Rocks tak terlepas dari momen kemenangan mereka di ajang Soundrenaline 2008 dengan membawa lagu bertema “Free Your Voice”. Selepas menang, band asal Jakarta yang terinspirasi dengan budaya Jepang ini diberikan kesempatan rekaman mini album di Abbey Road, Inggris. Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bass), dan Anton (drum) berhasil merilis lagu bergenre Japanese pop/rock yang dinyayikan ribuan pendatang di panggung musik. “Falling in Love”, “Kau Curi Lagi”, sampai “Ceria” merupakan jajaran lagu yang berhasil masuk chart musik Indonesia.

Endank Soekamti
Panggung musik lokal berhasil dihipnotis Endank Soekamti selama 14 tahun. Mereka setia merilis album dengan lirik nyeleneh khas humor Yogyakarta, seperti “Kelas 1”, “Pejantan Tambun”, “ZZZTTT”, “8”, hingga “Kolaborase”. Beranggotakan Ari (drum), Dory (gitar), dan Erix (bas dan vokal), band ini sudah menjadi identitas musik punk-rock di Yogyakarta.

Saint Loco
Mircophone Athem” dan “Terapi Energi” menjadi dua dari sekian single yang melambungkan nama Saint Loco. Band asal Jakarta ini sudah melahirkan tiga album beraliran hip metal, di antaranya “Rock Upon A Time” (2004), “Vision For Transition” (2006), dan “Momentum” (2012). Meski rehat mengeluarkan album, Berry Manoch, Johan Tirta, Nyong Webster, Gilbert Joshua, dan Iwan Hoediarto masih bisa menggerakkan massa di setiap konser mereka.

ALTERNATIVE POP
GIGI
Kemelut bongkar pasang personel yang mewarnai karier GIGI tak membuat Armand dan Dewa Budjana patah arang melanjutkan pertarungan di industri musik Indonesia. Kegigihan mereka membuat nama GIGI menjadi salah satu band yang disegani di jalur pop rock sampai kini. Selama 21 tahun bertahan, GIGI telah menghasilkan 23 album yang cukup menyita perhatian penikmat musik. Lagu seperti, “Janji”, “OoOoOo”, “Angan”, “Terbang” hingga “Jomblo”, menjadi karya GIGI yang tak lekang di ingatan para penggemar. Dengan formasi terakhir, GIGI yang sekarang terdiri dari Armand, Budjana, Thomas, dan Hendy tetap setia mempertahankan kiprah dan andil kreasi mereka di belantika musik Indonesia.

Maliq & D’Essentials
Terbentuk sejak tahun 2002, Maliq & D’Essentials mengusung musik jazz dalam berkarya. Kekompakan mereka menjaring banyak penggemar di tanah air dengan meraih beragam penghargaan seperti AMI Awards (2008) dan ICEMA Awards (2009). Sepanjang kariernya, Maliq & D’Essentials telah menelurkan enam album, yakni “Free Your Mind”, “Mata Hati Telinga”, “The Beginning of A Beautiful Life”, “Sriwedari”, dan “Musik Pop”.

NAIF
Band asal Jakarta ini terbentuk dari sebuah keisengan di masa kuliah. Meskipun begitu, NAIF sangat idealis dalam bermusik dengan jurus saktinya yang kerap mengundang gelak tawa di atas panggung. NAIF sendiri tak ingin melabelkan diri bermain di satu genre musik, meski akhirnya mereka dikenal dalam jalur retro. Meski telah ditinggalkan salah satu personel, David, Emil, Jarwo, dan Pepeng tetap bertekad meneruskan pergelutan mereka di belantika musik Indonesia dengan keNAIFan mereka. Band yan telah menelurkan 10 album sejak tahun 1995 ini hadir dengan format dan semangat baru. Mereka bahkan merilis tiga albumnya, Naif (1998), Jangan Terlalu Naif (2000), dan Titik Cerah (2002) dalam format vinyl bersama label independen Demajors.

Sheila on 7
Pasang surut bermusik kerap dirasakan Sheila On 7 (SO7) seperti saat Anton dan Sakti memutuskan untuk keluar. Namun mereka tetap bangkit menyuarakan musik ear catchy dan lirik puitis yang menjadi nilai jual band asal Yogyakarta ini. Sejak awal kiprahnya di kancah musik Indonesia, SO7 telah menorehkan banyak prestasi, di antaranya menjadi satu-satunya band Indonesia yang mampu menjual album fisik sebanyak lebih dari satu juta copy dengan tiga album berturut-turut. Mereka juga bahkan memiliki pendengar-pendengar setia di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Andra and the BackBone
Andra and The Backbone (AATB) selalu siap menyuguhkan hal baru dari genre pop-rock. Dalam Soundrenaline tahun 2014, Deddy, Stevie dan Andra Junaidi membawakan album paling bersejarah, “Andra and The Backbone”, secara penuh. Proyek sampingan milik Andra yang anggota grup band Dewa 19 ini seperti tak habis mencetak single easy listening hingga selalu masuk TOP 10 tangga musik Indonesia. Lagu-lagu tersebut seperti “Musnah”, “Sempurna”, “Hitamku”, sampai “Lagi dan Lagi”. Pada tahun 2015, AATB akan kembali hadir memanaskan Soundrenaline di Bali.

ROCK & METAL
/rif
Andy, Jikun, Maggi, Teddy, dan Ovy semakin kukuh menancapkan karya sebagai band rock legendaris di tanah air. Kehadiran /rif membawa single “Radja”, “Bunga”, “Si Hebat”, “Aku Ingin” hingga “Lo Toe Ye” kerap menjadi hal manis yang dinanti para penggemarnya. Band asal Bandung ini pernah melepas album “18 Years of Rock” yang sekaligus menjadi bukti kecintaan mereka terhadap genre rock tak tergantikan. Eighteen years more and still going stronger

Burgerkill
Sebagai band veteran di skena metal, Burgerkill konsisten mencuri perhatian melalui karya musik cadasnya. Penampilan live Vicky (vocals), Ebenz (gitar), Ramdan (bass), Andris (drum), dan Agung (gitar) tak pernah mengecewakan para Begundal. Rentetan lagu dari album “Dua Sisi”, “Berkarat”, “Beyond Coma and Despair”, dan “Venomous” seakan tak pernah habis untuk dinikmati dan dinyanyikan bersama. Tak hanya jago kandang, Burgerkill juga menunjukkan taring di ranah internasional dengan menyabet penghargaan Golden Gods (2013) di Inggris. Dalam rangkaian Bandung Blasting 2015, mereka juga singgah di dua festival metal Eropa, Bloodstock Festival di Inggris dan Wacken Festival di Jerman Juli dan Agustus tahun ini.

Dewa19
Band yang digawangi Ahmad Dhani ini berhasil meraih kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an melalui serangkaian lagu-lagu bergenre pop rock. Dewa19 diakui sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik pop Indonesia. Meski telah dinyatakan bubar pada 2011, band ini masih aktif menjalani serangkaian konser termasuk di Soundrenaline 2015. Reunian Dewa19 pastinya menjadi hal harus ditonton oleh para Baladewa!

Seringai
Di mana ada Seringai, di situ pula ada stage diving dan segala keriaan yang dibuat oleh Serigala Militia. Band cadas yang terbentuk di awal 2002 ini, melahirkan banyak anthem yang selalu dikumandangkan dalam setiap konser, seperti “Membakar Jakarta” sampai “Alkohol”. Musik high octane rock bercampur lirik yang sarat akan kritik sosial jadi ciri khas mereka dalam berkarya.

The S.I.G.I.T
The S.I.G.I.T (The Super Insurgent Group of Intermperance Talent) adalah salah satu band rock terbaik di Indonesia saat ini. Memainkan musik ala Wolfmother dan The Datsuns, mereka sukses melepas dua album, yaitu “Visible Idea of Perfection” (2006) dan “Detourn” (2013). Fanbase dengan nama Insurgent Army. Memiliki tingkat kesolidan luar biasa dan kerap hadir di segala konsernya. Rekti Yoewono dan kawan-kawan bahkan sering kali menjajal panggung Internasional seperti SXSW Festival di Amerika Serikat dan sempat menggelar tur di Australia.

Koil
Lahir di Bandung pada tahun 1993, Koil merupakan band rock yang sejak awal berdiri telah memutuskan untuk membuat dan memainkan lagu-lagu ciptaan sendiri. Keputusan ini merupakan hal yang kurang lazim saat itu karena kebanyakan band lebih sering membawakan lagu orang lain. Aksi panggung dari Otong dkk. ini pun selalu ditunggu para penggemarnya.Dalam Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #56 terbitan Desember 2009, lagu Koil berjudul “Mendekati Surga” dari album “Megaloblast” masuk sebagai salah satu lagu terbaik dalam 150 lagu Terbaik Indonesia.

Slank
Dibentuk oleh Bimbim pada 26 Desember 1983, Slank  pernah menyandang predikat Indonesia’s Highest-Paid Music Star (bintang musik berbayaran termahal) pada tahun 2008 dan 2009. Grup cinta damai ini tak saja berhasil merebut hati penggemar, tetapi juga berhasil membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk memiliki sikap. Mereka juga memiliki kelompok penggemar fanatik dan kreatif bernama Slankers. Dalam album terbarunya yang bekerjasama dengan gerai ayam goreng, Slank turut menyertakan pidato Soekarno di awal lagu “Ngindonesia”.

ELECTRONIC 
Dipha Barus feat. Intan Ayu
Menjadi DJ of The Year pada tahun 2014 membuat Dipha Barus semakin bersinar dalam dunia EDM Indonesia. Nama-nama besar seperti Swedish House Mafia, Fatboyslim, MGMT, Steve Aoki, M.I.A, dan lain-lain bahkan pernah menempatkan DJ yang ingin berkolaborasi dengan Bob Dylan dan David Bowie ini sebagai opening act. Panggung internasional pernah dirasakannya seperti Zouk, Future Music Festival di Kuala Lumpur, One Culture Club di Bangkok, serta Fashion Week After Party di New York. Penggalian Dipha di luar house music, dari electronic music, techno, funk, breaks, electro, b’more, dub, disco dan acid house, membuat namanya semakin diparesasi. Dalam Soundrenaline 2015, DJ yang belajar musik sejak usia 6 tahun ini akan berkolaborasi dengan Intan Ayu, aktris dan vokalis band rock n roll Hammers Gank yang memenangkan Anugerah Musik Indonesia 2013 kategori Dance Elektro Terbaik dalam lagu “Hot” bersama Bunga Citra Lestari.

DJ Yasmin
Memiliki nama lengkap Fahria Yasmin Baladraf, DJ Yasmin memutuskan menjadi DJ lantaran kecintaannya terhadap musik. Beragam penghargaan sempat diraih oleh DJ berdarah Arab ini seperti Best DJ of The Year Paranoia Music Award 2013, Best Female DJ of The Year Paranoia Music Awards 2011, 7 Ravelex Dance Music Awards Top 50 DJ of The Year 2011, dan Trance DJ of The Year Ravelex Dance Music Awards 2011.

DJ Paticia feat. Ridho Slank & Ello
Wanita keturunan Tiongkok dan Jerman yang lebih dari satu dekade berkiprah sebagai DJ profesional ini awalnya hanya iseng bermain turntable dan jajaran plat milik housemate-nya saat bersekolah di Australia. Sempat akrab dalam balutan musik RnB, DJ Patricia kembali ke house music dengan begabung bersama Spicanh record milik DJ Riri.Kini selain disibukkan dengan aktivitasnya yang tinggi, ia juga memiliki beberapa proyek seperti Schudltz & Eve bersama DJ Tiara Eve dan band berformat Live PA bernama Stroom yang beranggotakan Tyo Nugros, Ello, dan Ridho Slank.

DJ Anton
Lelaki asal Jawa Tengah ini memang sudah dikenal sebagai DJ andal sejak tahun 1990-an. Pamornya bahkan tak hanya berkembang di Indonesia, tetapi juga mancanegara seperti Swiss, Jepang, dan Tiongkok. Profesi DJ dijalani Anton selepas pendidikannya di di Menlo College, Amerika Serikat, jurusan Business Administration pada tahun 1994. Parkit Kemang, Jakarta menjadi debut pendiri Future10 dan The Goods Dept ini sebagai DJ dan berhasil memuaskan kesenangan bermusik dari ratusan pengun jungnya saat itu.

N.E.V
Dengan alasan tidak mau berlama-lama ada di zona kenyamanan, Nidji membuat Nidji Electronic Version (N.E.V) dengan mengaransemen ulang lagu-lagu hitsnya menjadi elektronik dance tanpa jeda. Dalam penampilannya, N.E.V membawakan musik dengan suasana electro dan diiringi seorang DJ dan memberikan pengalaman tersendiri kepada Nidjiholic. Bahkan melalui akun Twitter @NidjiEV, N.E.V memperkenalkan konsep lagu terbaru mereka, seperti lagu “Shadow” dan “Heaven”.

DJ Naro
Ditasbihkan sebagai salah satu DJ terbaik Indonesia. DJ Naro merupakan salah satu yang mengembangkan skena underground house music di Jakarta pada awal tahun 1990-an Naro selalu berusaha membuat para clubbers melebur dalam set sekaligus mengapresiasi racikan musiknya. Ia pernah terlibat kerjasama dengan nama kaliber dunia seperti Danny Howells, Junkie Xl, Sander Kleinenberg, Lee Burridge, Armin van Buuren, Roger Sanchez, Tinggi paul, Gabirel & Dresden, Matthew Dekay, Smokin ‘Jo, mark Knioght, remy, DJ Pippi, Nick K, D. Ramirez, Rene Amesz, bart van Wissen, Hernan Cattaneo, Omid (16B), Kasey Taylor, Terry Francis, Paul Davis (Circulation), Marisol, Tom de Neef dan Leon Roberts (Ubu). Naro juga pernah diundang sebagai guet DJ dalam Ultimate Gatecrasher jakarta Tour 2002 bersama Ashley Casselle dan Nick Riley.

SIDE STREAM
SORE
Band yang dibentuk oleh tiga teman semasa kecil ini pertama kali muncul dengan album “Centralismo” pada tahun 2005. Album itu memperoleh sambutan yang begitu luar biasa. Majalah TIME Asia bahkan menyebutnya sebagai “One of Five Asian Albums Worth Buying”. Selama 14 tahun berkarier, SORE telah melepas dua album, “Centralismo” dan “Ports of Lima” serta beberapa single yang menjadi soundtrack film nasional. Rencananya, mereka akan segera merilis album “Los Skut Leboys” dalam waktu dekat ini.

RAN
Pada tahun 2007, single berjudul “Pandangan Pertama dari album “RAN For Your Life”  menjadi hits dan merajai puncak chart hampir di seluruh radio di Indonesia. Tangga karier Rayi, Asta, dan Nino yang memainkan genre pop R&B ini terus menanjak. Album terbarunya yang dilepas pada tahun 2013 lalu dengan tajuk “Hari Baru” juga semakin mengukuhkan langkah RAN di blantika musik Indonesia. Single “Dekat di Hati” menjadi salah satu lagu yang diminati pendengar setianya.

Leonardo and His Impeccable Six
Proyek bermusik milik Leonardo Ringgo (Zeke and The Popo) ini memainkan musik dengan sentuhan rockabilly dengan pengaruh terbesar dari Tom Waits, Nick Cave, Graham Coxon (Blur), Jeff Buckley, Lou Reed, hingga Marvin Gaye. Debut albumnya berjudul, “The Sun”, yang dilepas tahun 2010 meraih banyak penghargaan, salah satunya “The Best Album of The Year 2010” versi majalah Rolling Stone.

White Shoes and The Couples Company
White Shoes and The Couples Company (WSATC) merupakan band  pop/ funk/ jazz yang berasal dari Jakarta. Tak hanya ditangani oleh label Indonesia, Aksara Records, WSATCC juga pernah berkarya dalam genggaman sebuah label independen Amerika Serikat yang berlokasi di Chicago, Minty Fresh. Lagu-lagu seperti “Nothing To Fear”, “Aksi Kucing”, “Senja Menggila”, “Windu Defrina”, serta “Senandung Maaf” seakan tak pernah absen dari setlistnya. Musik mereka terinspirasi dari soundtack film-film Indonesia di era 1970-an, musik pop 1960-an, dan musik jazz 1930-an.

SOLO 
Ari Lasso
Memilih jalan berbeda dari teman seperjuangannya di grup Dewa 19 tak lantas membuat karier Aris Lasso tenggelam. Ia mampu bangkit dari keterpurukkan masa lalu dan menunjukkan eksistensi lewat album “Sendiri Dulu” (2001). Dalam waktu dua minggu saja, penjualan albumnya mencapai angka 100 ribu kopi, sebuah angka fantastis bagi seorang penyanyi solo. Selama 14 tahun berkarir, Ari telah merilis empat album dan bekerja sama dengan berbagai musisi papan atas Indonesia, sepert Melly Goeslaw dalam lagu “Jika” dan Bunga Citra Lestari dalam lagu “Aku dan Dirimu”. Karya-karyanya menguatkan jalan musisi berambut panjang ini untuk menjadi penyanyi solo terbaik di tanah air.

Marcello Tahitoe
Sudah lebih dari 10 tahun berkarir, Marcello Tahitoe dikenal senang bereksperimen dalam segi musik dan citra. Namun tahun ini, ia siap menunjukkan sisi lain dari seorang Marcello Tahitoe yang sebelumnya dikenal melantunkan lagu pop dengan nama Ello. Dua album segera diluncurkan dengan genre berbeda, yakni rock n roll—bersama bandnya, REAL– dan album solo keempat yang akan terdengar lebih rock alternatif. So, get ready to see his new performance on Soundrenaline 2015!

Raisa
Wanita berambut panjang ini kini menjadi salah satu penyanyi perempuan terbaik Indonesia berkat tangan dingin Asta Andoko (RAN), Ramadhan Handy (Soulvibe), dan Andrianto Ario Seto (Soulvibe) selaku produser. Ia mulai dikenal dengan single “Serba Salah”, “Teka-Teki”, “Katakan!” hingga “Mantan Terindah” yang diambil dari dua album miliknya, Raisa dan “Heart to Heart”. David Foster pun sempat ‘menggandengnya’ ke atas panggung berkat pendewasaan vokalnya yang matang, sehingga membuat nama Raisa terus melambung.

TULUS
Tulus merupakan salah satu musisi yang sedang naik daun dan kerap menjanjikan penampilan yang selalu memukau di setiap penampilan. Tiket di setiap konser tunggalnya pun selalu terjual habis. Single yang dibawakan Tulus, seperti “Teman Hidup”, “Gajah”, “Seribu Tahun Lamanya”, “Jangan Cintai Aku Apa Adanya,” dan “Sepatu” masuk dalam jajaran top hits. Pencapaian ini membuat Tulus menjadi musisi dengan frekuensi pemutaran tertinggi di radio dan meraih penghargaan sebagai pendatang baru terbaik, baik di Indonesia maupun Singapura dan Malaysia. Melalui dua album yang sudah dirilis, Tulus meraih banyak penghargaan dari “Rookie of The Year” hingga “Album of The Year” dari majalah Rolling Stone.

Andien
Andien memulai terjun ke bidang musik di usia yang masih sangat belia dan hinggal kini telah menelurkan enam album. Album-album tersebut antaranya “Kinanti” yang digarap bersama Indra Lesmana dan Aksan Sjuman serta album “Gemintang” yang dikerjakan bersama Tohpati. Pada awal tahun lalu, penyanyi berperawakan mungil ini meraih rekor MURI untuk kategori “Soundtrack Terbanyak dalam Satu Album” dalam album “Let It Be My Way”.

Daniel Kristianto
Penyanyi seriosa bersuara bariton ini memang sudah hobi bernyanyi sedari kecil lewat kegiatan paduan suara di sekolah. Ia juga aktif sebagai anggota Batavia Madrigal Singers. Setelah sekitar tahun 2003 menekuni profesi sebagai penyanyi, dua tahun kemudian Daniel mencoba menjadi wedding singer. Pria yang juga bekerja di bidang desain interior ini mantap dalam dunia seriosa di tengah gempuran musik pop. Beberapa panggung internasional pernah dicicipinya seperti Taipei International Choral Festival (2004), Opera Dido and Aeneas (2004), Voice of The 20th Century di Esplanade, Singapura (2005), ASEAN Tourism Forum di Hanoi, Vietnam (2009), hingga A Touch of Harmony di Sydney Opera House (2009).

Lala Karmela
Karmela Mudayatri Herradura Kartodirjo atau lebih dikenal Lala Karmela sempat menjadi penyanyi kebanggaan Filipina, negara asal sang ibu, Rose Marie Herradura. Sempat berkarir sebagai seorang aktris sinetron, Lala juga pernah berkiprah dalam grup band bernama ‘Inersia’. Pada tahun ini, penyanyi kelahiran Bandung tersebut akan merilis album teranyar yang direncanakan bulan September mendatang.Sebuah perbedaan besar akan ditawarkan Lala dengan pilihannya yang hijrah ke jalur indie dengan racikan turun tangan langsung dalam karya, kemasan, dan promosi.

Adera Ega
Penyanyi solo dan gitaris sekaligus putra dari musisi senior Ebiet G. Ade ini meraih perhatian penikmat musik Indonesia lewat album “Lebih Indah” pada tahun 2011 silam. Sebelumnya, unggahan video cover Adera di dunia maya juga telah menumbuhkan atensi dari Youtubers.Single berikutnya yang berjudul “Terlambat” dan “Melewatkanmu” bahkan merajai top chart radio-radio di seluruh Indonoesia.

INTERNATIONAL
Wolfmother
Nama band rock asal Australia, Wolfmother, mulai terkenal sejak merilis album self-title mereka pada 2005 lalu. Selama 10 tahun berkarir, proyek musik milik Andrew Stockdale ini sering kali mengalami bongkar pasang personel. Kini mereka berjalan dengan tiga personil tetap yaitu Andrew Stockdale (gitar, vocal), Ian Peres (bass, keyboard, backing vocal), dan Vin Steele (drum). Di debut album mereka, Wolfmother meledak bersama single, seperti “Woman”, “Joker and the Thief”, “Apple Tree”, hingga “Vagabond”. Hingga saat ini, mereka tetap setia memainkan musik ala Led Zeppeling, Black Sabbath, hingga MC5. Secara total, mereka memiliki tiga album yaitu Wolfmother (2005), Cosmic Egg (2009) dan New Crown (2014). Album New Crown sendiri merupakan bukti eksistensi mereka yang sempat diragukan banyak pihak.

Gimana.. sudah siap kan nonton SOUNDRENALINE 2015? Pelopor festival musik dalam negeri yang mempersembahkan panggung musik multi genre ini selalu menampilkan sederet artis papan atas tanah air lewat suguhan spektakuler dan berkelas internasional. Dari tahun ke tahun, SOUNDRENALINE memang selalu mengusung tema berbeda dan kerap ditunggu para pecinta musik di seluruh Indonesia.

Jangan lupa cek juga berbagai informasi terbarunya via web www.soundrenaline.co.id See you on gigs!

***

Teks: Hanifa Paramitha Siswanti
Photo: Soundrenaline.co.id

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *