Flash News
Merch-Making Market (MMM): Wadah Kolaborasi Ekosistem Musik Lewat Merchandise

- Share
- Tweet /srv/users/gigsplayv2/apps/gigsplayv2/public/wp-content/plugins/mvp-social-buttons/mvp-social-buttons.php on line 66
https://gigsplay.com/wp-content/uploads/2025/03/Merch-Making-Market.jpg&description=Merch-Making Market (MMM): Wadah Kolaborasi Ekosistem Musik Lewat Merchandise', 'pinterestShare', 'width=750,height=350'); return false;" title="Pin This Post">
Jakarta akan menjadi pusat pertemuan kreatif para pelaku industri musik melalui Merch-Making Market (MMM), sebuah expo merchandise musik yang digelar di Brickhall Fatmawati, Jakarta Selatan, pada 21-23 Maret 2025.
Acara ini diinisiasi sebagai respons terhadap peran vital merchandise dalam ekosistem musik, terinspirasi dari buku “Merchandise Musik – Gaya Visual Dalam Skena” karya Arsita Pinandita. Merch-Making Market bertujuan mempertemukan beragam lini industri, mulai dari musisi, ilustrator, label, vendor, promotor, hingga penggemar, untuk membangun jaringan dan inovasi bersama.
“Kami menyadari bahwa aliran pendapatan musisi tidak hanya berasal dari karya digital atau penampilan panggung, tetapi juga dari merchandise. Potensi ini masih bisa dikembangkan lebih besar agar diakui sebagai bagian penting dalam industri musik,” jelas Fikar Akbar, Event Director MMM. Menurutnya, merchandise bukan sekadar produk sampingan, melainkan medium yang memperkuat identitas musisi sekaligus membangun hubungan emosional dengan penggemar.
Lebih dari sekadar pameran, MMM menghadirkan serangkaian program pendukung. MMMuse menampilkan pameran seni visual terkait merchandise, MMMusic menyajikan DJ set untuk menghidupkan suasana, MMMunch menyediakan kuliner kreatif, MMMakers menjadi ruang kolaborasi desain merchandise, dan MMMeets menggelar talkshow dengan pembahasan mendalam seputar industri.
“Program-program ini adalah miniatur ekosistem merchandise musik yang sebenarnya sudah ada sejak era 1960-an, ketika The Beatles mempopulerkan merchandise band secara massal,” tambah Misbahuddin Nika, Creative Director MMM.
Ratusan musisi dan band Indonesia akan terlibat, termasuk nama-nama besar seperti Noah, Chrisye, Gigi, The Adams, Isyana Sarasvati, Seringai, hingga Banda Neira. Partisipasi mereka tidak hanya menampilkan merchandise eksklusif, tetapi juga membuka peluang dialog langsung dengan penggemar dan kreator.
“Ini momen untuk saling menginspirasi. Musisi bisa belajar dari ilustrator, vendor bisa memahami kebutuhan label, dan penggemar bisa melihat proses di balik merchandise favorit mereka,” ujar Misbahuddin.
Tiket Merch-Making Market (MMM) dibagi dalam empat kategori: Regular 3-Day Pass (Rp150.000), Regular 1-Day Pass (Rp75.000), Special 3-Day Pass (Rp250.000), dan Special 1-Day Pass (Rp125.000). Tiket dapat dibeli melalui aplikasi TipTip di tautan https://link.tiptip.id/bbaAAFZdH3. Kategori Special memberikan akses ke area eksklusif serta merchandise edisi terbatas.
Melalui MMM, penyelenggara berharap ekosistem merchandise musik Indonesia semakin solid. “Jika selama ini masing-masing pihak bekerja secara terpisah, MMM ingin menjadi jembatan. Kolaborasi adalah kunci untuk menciptakan nilai tambah, baik secara ekonomi maupun artistik,” tutup Fikar.
Acara ini tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga panggung bagi masa depan industri merchandise yang berkelanjutan dan inklusif.