Connect with us

Gig Review

Summer And Rain: Konsep Seru Dalam Menikmati Live Music Dan Menikmati Alam

Dipublikasikan

pada

Festival musik dan berkemah yang mengambil lokasi di Rahong Camping Ground, Pangalengan, Jawa Barat. Yamasurih Summer & Rain Music and Camping Festival 2015 dengan konsep camping digunung dan menikmati sajian live music ditambah dengan saling bercengkrama dengan banyak teman baru. Nama Summer & Rain sendiri terinspirasi oleh musim hujan dan musim kemarau Indonesia yang membentuk budaya dan tradisi masyarakat. Selain bercengkrama dan menikmati musik, para pesertapun mendapatkan workshop (kniting & coffee brewing workshop) dan fasilitas outdoor game (yang dapat disewa disekitar lokasi acara).

Berkumpul Sabtu (21/3) di Jl. Gudang Utara No. 27 pada pukul 06.00 WIB para peserta melakukan registrasi ulang dan didata untuk keberangkatan menuju Pangalengan. Dengan sekitar lima bus yang berangkat ke Pangalengan. Sekitar pukul 13.00 semua peserta Summer & Rain tiba dan langsung disuguhkan pemandangan yang masih sangat sejuk dengan kebun teh dan pohon pinus sejauh mata memamandang.

Para peserta langsung menuju ke tendanya masing-masing untuk meletakan perbekalan yang dibawa dan berlanjut untuk duduk dan siap-siap menikmati live music yang sudah dijadwalkan. Summer & Rain ini dibuka oleh Littlelute, kemudian dilanjutkan oleh Akarsana dan Suara, dan Pemandangan. Namun sayang hujan turun ketika dipertengahan pemandangan tampil, sebagian peserta kembali ke tenda untuk berteduh dan sebagiannya naik keatas yang memang sengaja diminta oleh Amenk coy vocalist Pemandangan.

Setelah Pemandangan selesai, panitia dengan terpaksa menunda acara ini hingga kondisi memungkinkan untuk dilanjutkan, karena memang hujan turun sangat deras hingga membuat listrik padam dan beberapa tenda talent rubuh.

Sekitar pukul 20.00 setelah hujan sudah cukp mengecil, listrik hidup kembali dan tenda-tenda sudah dibenahi, akhirnya acara dilanjutkan kembali dengan penampilan Space And Missile, Serayu Jingga dan Anjing Balada yang mencuri banyak perhatian dengan aksi panggungnya yang “gila”. Dengan cuaca yang sangat dingin sehabis hujan vocalist Anjing Balada berani membuka seluruh pakaiannya diatas panggung, sontak para pesertapun sangat terkejut dan terhibur dengan beberapa peserta yang berjoged ria didepan panggung.

Setelah Anjing Balada yang membuat suasana panas, cooling down dilakukan oleh Teman Sebangku yang membawakan lagu-lagunya serta cover lagu milik Iwan Fals dan wish you were here dari Pink Floyd.

The Fox and The Thieves pun menghangatkan kembali dengan warna musik mereka ditengah cuaca yang semakin malam semakin dingin. Terlihat sebagian besar peserta Summer & Rain menikmati bandrek dan bajigur gratis yang sudah disediakan oleh panitia sambil terus menikmati live music yang disajikan.

Dilanjutkan oleh Rusa Militan, Fluxminix, Nada fiksi, Anshaphone dan Tiga Pagi yang mengiringi dinginnya malam di Pangalengan. Karena terpending hujan pada sore hari maka durasi yang didapatkan oleh band setelah pemandangan memang jadi berkurang demi keberlangsungan acara dan seluruh band untuk tetap tampil.

Keesokan harinya Summer & Rain melanjutkan acaranya dengan membuka pagi dengan kelas yoga oleh Wanggi sebagai instrukturnya. Memang hanya sedikit yang mengikuti kelas yoga. Para peserta memilih untuk membeli kopi dan berjemur disela-sela pohon pinus.

Tetangga Pak Gesang tampil paling pagi yaitu pukul 08.30. Mereka memilih untuk tampil dibawah panggung dikerumunan para peserta, tanpa microphone atau alat pengeras apapun dan penampilan cuek bangun tidur yang disajikan Tetangga Pak Gesang tetap menarik perhatian para pesreta.

Spring Summer, Mr. Sonjaya melanjutkan live music ini setelah Tetangga Pak Gesang tampil. Sambil ada yang pergi untuk ke kamar kecil untuk membersihkan diri dan makan-makan sambil melihat penampilan talent yang sudah disiapkan oleh summer and rain.

Deugalih and Folk menambah kehangatan suasana Summer & Rain yang sudah menjelang sore namun tetap terasa sangat dingin. Disambung dengan Under The Big Bright Yellow Sun yang membuat para peserta yang duduk-duduk terlihat sangat menikmati sambil sedikit menggoyangkan badannya sambil memejamkan mata mereka. Pada kesempatan ini kedua band tersebut mengumumkan jika mereka akan mengadakan konser yang dijadwalkan pada 28 Maret 2015 ditempat yang berbeda.

Hari semakin sore masih terlihat ada sebagian peserta yang betah menikmati live music ini sambil tidur-tiduran dirumput ataupun ada yang kembali ke tenda dan diiringi oleh Parahyena, Mustache And The Beards yang berkolaborasi dengan Akarsana dan Suara yang memecahkan suasana dengan menyalakan flare warna warni.

Setelah Mustache and The Beards tampil, L’alphalpha sebagai band penutup bersamaan dengan hujan yang kembali turun disore hari. Namun karena L’alphalpha adalah band yang cukup ditunggu oleh para peserta, maka banyak diantaranya yang rela untuk hujan-hujanan menyaksikan penampilan L’alphalpha. Ada yang menggunakan trashbag, rain coat, payung atau hanya dengan jaket.

Yudi dan Rumi selaku penggagas acara Summer & Rain ini merasa cukup puas atas terlaksananya acara ini walaupun sempat di undur dan beberapa gangguan lainnya. Yudi dan Rumi pun berharap bisa menggelar acara ini untuk kedepannya dan bisa lebih baik lagi.

Teks : Puji Dwi Lestari
Foto : Amagistya Rymada

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *