Connect with us

Interviews

Ipang Lazuardi : Semangat Album Baru & Seputar Rekayasa Gaya Hidup Rock ‘n’ Roll

Dipublikasikan

pada

Ipang Lazuardi pun turun dari panggung utama Sasana Budaya Ganesha malam itu (28/4). Beliau hanya punya waktu kurang dari 30 menit untuk beristirahat di belakang panggung, sebelum seorang street-journalist datang mengetok-ngetok artist room. Langkah-langkah pertama kami ke dalam artist room disambut oleh segaris senyuman hangat sang rocker gimbal. Tidak perlu menunggu lima detik dari pintu, kami pun berjabat tangan pertanda semua sudah siap untuk dimulai.

 

Oleh:  Bobbie Rendra

 

Siapa aja nih influence Mas Ipang dalam album yang akan segera rilis dalam waktu dekat ini?

Banyak banget, ga mungkin cuman satu influence. Yang jelas, ga akan jauh beda sama karakter-karakter lagu yang tadi gue bawain di atas panggung. Ya kurang lebih begitulah, cuman mungkin gue bakal lebih berusaha untuk berkarya lebih baik lagi, khususnya dari segi penggarapan.

Mas Ipang sekaligus jadi song-writer-nya juga?

Iya, semua lagu gue yang buat. Cuma arranger-nya macem-macem. Ada Dede Kumala, Didiet Saad, ada juga Array, dan Ridho Hafidz.

Kalau Mas Ipang menamai genre musik mas Ipang sendiri dengan nama apa?

Hehe, gue sih gamau sibuk mikirin genre mesti bagaimana. Ya, mungkin orang-orang udah gampang mengklaimnya sebagai Rock, atau Rock & Roll. Apapun itu, ya gue sih oke-oke aja, ga masalah lah. Mungkin akan lebih fair jika orang lain yang menilai.

Menurut seorang Ipang, apa sih Rock & Roll itu?

Spesifikasi. Biar orang-orang gampang aja nyebutnya, bahwa kalau musik yang begini berarti rock & roll. Soalnya, kalau dibilang rock & roll itu sebagai suatu life-style, kadang-kadang justru udah terlalu banyak rekayasa. Gini deh, kita lihat Steven Tyler (Aerosmith) ketika dia nyanyiin lagu-lagu rohani atau lagu kebangsaan Amerika. Itu kan sebenarnya sama sekali bukan lagu rock & roll, lagu-lagunya asalnya slow. Tapi begitu dia yang nyanyiin, wah auranya jadi rock & roll banget. Jadi ya, rock & roll itu menurut gue, awalnya lebih ke penjiwaan dalam bermusik kali ya. Yang nantinya melahirkan karakter. Sehingga akhirnya dikait-kaitkan dengan life-style, fashion, dan lain-lain. Ga masalah juga sih.

Pendapat Mas Ipang tentang keberadaan musik rock di Indonesia saat ini?

Bagus, seru, tetap hidup. Walaupun ga diekspos, atau katakanlah ga dapet tempat untuk bisa bereksplorasi lebih besar lagi. Tapi kenyataannya, sekarang orang-orang udah bisa milih sendiri kok, apa yang mereka mau liat, apa yang mereka pengen denger. Sekarang orang-orang udah ngeuh semua dengan internet. Komando untuk telinga mereka sebenarnya udah bisa datang dari pihak mereka sendiri, lewat internet tadi. Ketika gue pngen denger ini, pengen denger itu, semua tinggal cari di Youtube. Bahkan beberapa udah bisa komunikasi langsung sama si creator musiknya lewat Twitter atau Facebook. Sudah banyak media-media yang bisa jadi tempat share yang menyenangkan. Karena sampai saat ini pun, hal-hal kaya gini masih gue jalanin.

Ketika album Ipang sudah rampung dan launching, sehingga bisa diperdengarkan ke seluruh Indonesia, apa yang Mas Ipang harapkan? Mungkin seorang Ipang punya harapan, dampak sosialnya bakal seperti apa, tepatnya ketika rock memberi sesuatu untuk Indonesia?

Ya berharapnya sih, minimal gue bisa memberi manfaat. Gue bisa rasain sendiri manfaat dari karya yang udah gue ciptain. Selain itu, semoga juga bisa bermanfaat untuk orang banyak. Soalnya, hampir semua lirik yang gue tulis di album yang bakalan rilis ini tuh muatannya lebih ke positive vibrate. Gue bikin lagu-lagu yang bercerita tentang kebaikan. Tanpa maksud menggurui juga. Malah justru kadang-kadang itu bisa jadi semacam terapi untuk diri gue sendiri. Bikin gue merenung dan bertanya ke diri sendiri, kenapa gue gini ya? Kenapa gue gak gitu ya? Nah, hal-hal semacam itu yang gue angkat dan gue tulis di lirik-liriknya.

Semacam sharing sudut pandang yang beraroma positive vibrate?

Iya. Untuk sharing aja sih, mudah-mudahan orang yang ngerasa ada di posisi gue dalam lagu itu, bisa ikut merasakan, sehingga pada akhirnya bisa respect.

 

Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *